Jumat, 26 Oktober 2012

PENDIDIKAN DI TURKI DAN JEPANG


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Setiap bangsa tentu memiliki sistem pendidikan. Dengan sistem pendidikan itu, suatu bangsa mewariskan segala pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap, agama dan ciri-ciri watak khusus yang dimilikinya dengan cara tertentu kepada generasi penerusnya, agar mereka dapat mewariskannya dengan sebaik-baiknya. Melalui sistem pendidikan itu, suatu bangsa dapat memelihara dan mempertahankan nilai-nilai luhur, serta keunggulan-keunggulan mereka dari generasi ke generasi.

Pendidikan adalah penanaman investasi. Kita membutuhkan satu generasi untuk melihat hasil pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan generasi kita sebagai “manusia yang sadar diri” dalam generasi itu. Artinya, menjadikan manusia itu “mengerti” apa yang seharusnya diperbuat dan apa yang tidak, memahami yang baik dilakukan dan yang jelek ditinggalkan, serta mengetahui mana yang merupakan hak dan mana kewajiban.[1]

Menurut Carter V.Good, Perbandingan Pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan perbandingan teori dan praktik kependidikan yang ada dalam beberapa negara dengan maksud untuk memperluas pandangan dan pengetahuan di luar batas negerinya sendiri.[2]

Studi perbandingan pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan system pendidikan Negara tertentu, terutama yang berhubungan dengan kelebihan yang terjadi pada system pendidikan negara tersebut.[3]

Untuk itulah pada kesempatan kali ini penulis mencoba menguraikan perbandingan pendidikan terhadap Negara Turki, dan Jepang. Penulis tertarik untuk mengkaji Negara Turki dan Jepang ini, dikarenakan Negara ini memiliki kemajuan yang begitu pesat dalam sektor industri, khususnya industri otomotif dan elektronik. Kemajuan ini tidak terlepas dari kemajuan pendidikan di Negara ini, terutama dalam penguasaan teknologi industri.

            Makalah ini ditulis atas dasar kajian pustaka dari berbagai sumber yang relevan, makalah ini diharapkan akan dapat menambah bahan, dan kajian penulis tentang pemahaman system pendidikan Negara ini. Yang menjadi perhatian dalam pembahasan makalah ini, hanyalah beberapa aspek penting dari sistem pendidikan di Negara Turki, dan Jepang.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, para pemakalah dapat mengambil sebuah rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana sistem pendidikn di Turki ?
2.      Bagaimana sistem pendidikan di Jepang ?
3.      Bagaimanakah perbandingan pendidikan di Turki dan Jepang ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Dapat mengetahui sistem pendidikn di Turki.
2.      Dapat mengetahui sistem pendidikan di Jepang.
3.      Dapat mengetahui perbandingan pendiidkan di Turki dan Je
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pendidikan di Turki

Pada awalnya Turki merupakan salah satu negara yang berbentuk kerajaan. Saat ini pemerintahan turki berbentuk republik yang beribu kota di Istanbul. Republik Turki termasuk sebagai negara dan memproklamirkan diri sebagai negara sekuler, namun tidak bisa dipungkiri bahwa jiwa Islamnya tetap melekat dan tak terpisahkan dari bangsa Turki. Begitu pun berdampak terhadap kemajuan pendidikan di negara tersebut.[4]

1.      Kebijakan Turki
Masuknya system pendidikan modern di kalangan Kerajaan Turki Utsmani bermula sejak Sultan Mahmud II (1785-1839 M). Ia mengadakan pembaharuan dalam bidang pemerintahan, militer, hukum, termasuk dalam bidang pendidikan. Sebagaimana di dunia Islam lainnya di zaman itu, madrasah merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang ada di Kerajaan Utsmani. Di madrasah itu hanya diajarkan pengetahuan agama, sedangkan pengetahuan umum tidak diajarkan sama sekali. Sultan Mahmud menyadari bahwa madrasah-madrasah tradisional tersebut tidak sesuai lagi dengan tuntutan perkembangan zaman. Oleh karena itu, ia berusaha untuk memperbaiki sistem pendidikan madrasah yang ada agar anak-anak bisa mendapatkan pelajaran pengetahuan umum. Namun, mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan memasukkan pengetahuan-pengetahuan umum pada waktu itu sangat sulit. Karena itu, ia mendirikan dua sekolah pengetahuan umum yang berdiri sendiri, terpisah dari system madrasah tradisional yang ada. Kedua sekolah itu adalah :
a)         Sekolah Pengetahuan Umum (Mekteb – i Ma’arif)
b)         Sekolah Sastra (Mekteb – i Edebiye)

Pada tahun 1845 di Turki di bentuk Komisi Pendidikan yang bertugas mempelajari dan mempersiapkan terwujudnya suatu sistem pendidikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Komisi pendidikan itu memberikan rekomendasi dan beberapa usulan sebagai berikut :
1)      Agar diciptakan suatu sistem pendidikan atau persekolahan yang mancakup pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
2)      Agar dibentuk suatu departemen khusus yang mengurusi pendidikan dan pengajaran umum yang disebut sebagai Departemen Pengajaran Umum.
3)      Agar didirikan Universitas Kerajaan Utsmani.
Usul tersebut baru mulai direalisasikan pada tahun 1847. Universitas Kerajaan Utsmani didirikan oleh Departemen Pengajaran Umum dan dijadikan bagian  dari Kementrian Pendidikan. Wajib belajar dengan gratis, selama pendidikan dasar telah disetujui dengan mulai dibangun dan dipersiapkan sarana pendidikan yang diperlukan.[5]
Republik Turki menyediakan pendidikan agama yang ditangani oleh tiga tingkat lembaga yang berbeda. Ketiga tingkat lembaga itu adalah :
(1)   Di Universitas dan di bawah penanganan Menteri Pendidikan Nasional.
(2)   Oleh Direktorat Urusan Agama.
(3)   Sektor swasta.
Beberapa perguruan tinggi yang berada di bawah kendali Kementrian Pendidikan Nasional adalah Universitas Ankara (University of Ankara) dan Universitas Erzurum Attaturk (Erzurum Attaturk University), yang keduanya memiliki Fakultas Teologi.
Direktorat Urusan Agama menjalankan programnya dengan dua cara. Pertama, melalui pelatihan pekerjaan (job training) dan kedua, pendidikan bagi masyarakat. Untuk yang pertama, pelatihan pekerjaan ditangani oleh Departemen Pendidikan Keagamaan  dan Pelayanan Keagamaan bagi masyarakat. Sementara yang kedua, pendidikan bagi masyarakat dilaksanakan dalam dua bentuk, yaitu :
a.       Pendidikan khusus Al-Qur’an; materi intinya adalah pelajaran Al-Qur’an.
b.      Pendidikan umum keagamaan; diarahkan pada pembinaan penceramah agama, imam dan khatib yang biasanya dibutuhkan pada sholat jum’at, pernikahan atau peristiwa keagamaan lainnya.
Lembaga pendidikan swasta bebas didirikan  di Negara Turki, dimana didalamnya banyak masyarakat muslim yang melaksanakan pendidikan khusus di bidang keislaman. Umumnya pendidikan swasta ini mencakup pelajaran Al-Qur’an bagi anak-anak, computer dan terjemahan Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. lembaga pendidikan agama swasta ini menciptakan kesempatan bagi mereka yang tidak dapat mengikuti program pelatihan resmi.[6]
Masyarakat Turki tergolong taat beragama. Hal itu dapat dilihat dari kehadiran mereka di masjid pada hari jum’at atau hari raya. Bulan suci Ramadhan merupakan contoh baik bagi ukuran seberapa besar keyakinan agama mereka. Beragam upacara keagamaan dibuat, sekelompok masyarakat mempersiapkan kamar khusus di apartemen untuk ibadah shalat selama Ramadhan, kadang kala mereka mengundang imam tertentu untuk tujuan ini. Di samping itu, selama upacara perkawinan, Al-Qur’an amat berarti sebagai hadiah bagi mempelai perempuan, termasuk karpet untuk shalat. Banyak masjid didirikan di Turki. Tidak ada satu desa pun di Anatolia yang tidak memiliki masjid. Jumlah masjid pun terus bertambah seiring dengan luas wilayah desa dan jumlah penduduknya.
2.      Sistem Pendidikan
Sistem perjenjangan sekolah yang dianut Turki saat ini mengikuti pola 5-3-3-6 tahun. Jenjang pertama 5 tahun untuk sekolah dasar. Pendidikan dasar ini dimulai sejak usia 7 hingga 11 tahun atau lebih. Tahap ini merupakan tahap wajib belajar.
Jenjang selanjutnya yaitu 6 tahun untuk sekolah menengah yang dibagi atas dua tahap yaitu : 3 tahun pada sekolah menengah pertama (Ortaukul), yang menerima anak usia 12 -14 tahun, dan 3 tahun pada tahap tinggi (Lycee), untuk usia 15-17 tahun. Ortaukul merupakan sekolah umum sebagai persiapan ke perguruan tinggi. Kebanyakan orang tua menghendaki anaknya masuk ke sekolah umum ini, lalu setamatnya mengambil spesialisasi pendidikan kejuruan. Lycee juga bersifat umum dan kejuruan, di samping teknik. Sebagian dari Lycee ini menerapkan sistem co-education, sebagian khusus untuk laki-laki sebagian lagi khusus untuk perempuan. [7]
Adapun pendidikan tinggi ditempuh selama 6 tahun Dar al-Funun atau House of Sciences merupakan perguruan tinggi modern Turki yang pertama kali, didirikan pada tahun 1900 dengan tiga fakultas,yaitu Teologi, Matematika dan Sastra. Lalu pada tahun 1908, ditambah lagi dengan Fakultas Hukum dan Kedokteran. Sekarang Turki mempunyai 7 Universitas, sejumlah sekolah tinggi, dan institute. Total Universitas tersebut memiliki 30 fakultas. Di samping di lingkungan perguruan tinggi, sejumlah lembaga riset menyelenggarakan program penelitian dan pengembangan pengetahuan.

B.     Pendidikan di Jepang

Setelah perang dunia II, Jepang mengalami kemerosotan di segala bidang. Sektor pendidikan dibiayai oleh pajak, bantuan luar negeri, serta pengalihan sebagian besar anggaran pertahanan dan keamanan yang tidak lagi merupakan prioritas karena perang sudah usai. Menyadari keterburukan rakyatnya, pemerintah berupaya membiayai hampir semua kebutuhan pendidikan siswa. Misalnya, membebaskan uang sekolah, menyediaka buku pelajaran secara cuma-cuma, dan memberi makan siswa agar tetap bergizi. Sebuah titik untuk memulai membangun  negara kembali. Kekalahan Jepang menyadarkan arti pentingnya hidup damai dan sejahtera.[8]

1.      Sitem Pendidikan
Sistem pendidikan umum ditetapkan di Jepang lebih dari satu abad yang lalu dan keberadaannya berlangsung lebih lama daripada di kebanyakan Negara. Belajar selalu  dianggap sebagai suatu kebajikan. Dewasa ini, 99% murid SD belajar di sekolah – sekolah umum dan untuk tingkat sekolah menengah sekalipun hanya 30% siswa yang belajar di sekolah swasta. Sistem administrasi pendidikan di Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu pusat, perfektural ( antara provinsi dan kabupaten), municipal ( antara kabupaten dan kecamatan), dan sekolah. Sistem administrsi tersebut menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi, manajemen berbasis Sekolah ( School Based Management), dan partisipasi masyarakat. Di samping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala Sekolah, guru, Murid dan Orang tua yang mendukung pengembangan sekolah.

2.      Kehidupan sekolah
Tahun ajaran jepang mulai pada bulan April. Ada liburan musim panas  selama beberapa minggu, dan liburan dua minggu waktu tahun baru. Tahun ajaran berakhir pada bulan maret, kemudian sekolah libur selama dua minggu sebelum mulai tahun ajaran baru selanjutnya.
Siswa biasanya bersekolah lima atau enam hari seminggu. Pengajaran memakai metode konvensional ataupun teknik-teknik modern, misalnya pengajaran dengan media komputer. Pelajaran di kelas berlangsung dari pukul 08. 30 hingga sekitar pukul 15.00 atau 15.30 pada hari kerja. Bila ada pelajaran pada hari sabtu, maka biasanya berakhir pada tengah hari. Banyak siswa mengikuti bimbingan belajar di juku, ikut serta dalam kegiatan olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler lainnya pada sore hari.
Satu kelas di SD bisa saja cukup  besar dan terdiri atas 40 orang siswa. Dengan demikian, kelompok-kelompok siswa di tiap-tiap kelas dapat bergiliran membersihkan ruang kelas, lorong antar kelas, kamar kecil, lapangan bermain, serta bagian-bagian lainnya dari sekolah. Kerapian merupakan bagian penting dari aturan berpakaian. Sejumlah sekolah mengharuskan siswa mengenakan pakaian seragam.[9]
3.      Pendidikan prasekolah
Taman kanak-kanak menerima  murid berusia 3 sampai 5 tahun, untuk lama pendidikan 1 sampai 5 tahun. Anak berusia 3 tahun diterima dan mengikuti pendidikan selama 3 tahun, sedangkan anak usia 4 tahun berarti menempuh pendidikan pra sekolah selam 2 tahun, begitu seterusnya. Bagi pendaftar usia 5 tahun berarti menempuh pendidikan hanya selama satu tahun. Lebih dari 50% TK di jepang di kelola oleh swasta, sisanya oleh pemerintah kota dan hanya sebagian kecil yang merupakan TK Negeri. Selain TK, ada pula lembaga untuk anak-anak yang di sebut Hoiku-jo ( pusat perawatan siang hari). Meskipun termasuk lembaga kesejahteraan sosial, Hoiku-jo juga berfungsi sebagai tempat pendidikan prasekolah. Yang masuk ke Hoiku-jo adalah bayi hingga anak usia 5 tahun yang memerlukan perawatan siang hari karena kedua orang tuanya bekerja atau memiliki kesibukan lainnya. Mereka yang berusia 3 tahun ke atas biasanya mendapat pendidikan sama seperti di TK. Kebanyakan pusat penitipan anak seperti ini di kelola oleh pemerintah Daerah.
4.      Pendidikan Wajib
Wajib sekolah berlaku bagi anak usia 6-15 tahun, tiap anak di  wajibkan di SD pada usia 6 hingga 12 tahun, lalu di SLTP hingga usia 15 tahun. Pendidikan wajib ini bersifat Cuma-Cuma atau tanpa bayar bagi semua anak. Anak-anak dari keluarga yang tidak mampu mendapat bantuan khusus dari pemerintah pusat dan daerah untuk biaya makan siang di sekolah, piknik, kebutuhan belajar, perawatan kesehatan, dan lain-lain. Seorang anak yang telah tamat sekolah dasar di wajibkan meneruskan pendidikannya ke sekolah menengah pertama.
Sekolah wajib ditempuh selama 9 tahun ; 6 tahun di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah menengah pertama, setelah itu diteruskan ke sekolah menengah atas.[10]
5.      Pendidikan Menengah Atas
Ada tiga jenis sekolah menengah atas, yaitu full-time, part-time, (terutama malam hari), dan tertulis. Sekolah menengah yang full-time berlangsung selam tiga tahun., sedangkan kedua jenis sekolah lainnya menghasilkan diploma yang setara. Bagian terbesar siswa mendapat pendidikan menengah atas di sekolah menengah atas full-time. Jurusan di sekolah ini dapat di kategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis), pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, home economic, perawatan, dan lain-lain. Untuk masuk ke salah satu jenis sekolah tersebut, siswa harus mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari sekolah menengah tempat ia lulus sebelumnya.
6.      Pendidikan Tinggi
Sekitar 22% lulusan SMU melanjutkan studi College ( akademi) atau universitas, dan banyak juga yang ke Junior College atau technical college (akademi), dan technical college ( akademi tekhnik). Di universitasterdapat pendidikan sarjana (S-1) dan pasca sarjana ( S-2 dan S-3). Pendidikan SI berlangsung selama 4 Tahun, menghasilkan sarjana bergelar Bachelor’s degree, kecuali di fakultas kedokteran dan kedokteran Gigi yang berlangsung selama 6 tahun. Pendidikan pasca sarjana dibagi dalam dua kategori, yakni Master’s degree (S-2) dan Doctor’s degree ( S-3). S-2 berlangsung sekitar dua tahun sesudah tamat S-1, sedangkan S-3 berlangsung selama lima tahun.
Pendidikan tinggi Jepang berada di bawah pengeloaan tiga lembaga, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta. Ada lima jenis pendidikan tinggi yang bisa dipilih mahasiswa asing di negeri sakura ini, yaitu program sarjana, pasca sarjana, diploma(nongelar), akademi dan sekolah kejuruan.[11]

7.      Kebijakan Pendidikan
Peraturan pendidikan di jepang dapat di bedakan dari dua periode, yaitu sebelum dan sesudah perang dunia II. Sebelum perang, kebijakan pendidikan yang berlaku adalah salinan naskah kekaisaran tentang pendidikan (Imperial Rescript on Education). Dinyatakan bahwa para leluhur kaisar terdahulu telah membagun kekaisaran dengan berbasis pada nilai yang luas dan kekal, serta menanamkannya secara mendalam dan kokoh. Materi pelajarannya dipadukan dalam bentuk kesetiaan dan kepatuhan dari generasi ke generasi yang menggambarkan keindahannya.
            Sesudah perang, mulai 3 November 1946, konstitusi baru jepang menetapkan kebijakan pendidikannya atas dasar HAM (pasal 19), kebebasan beragama (pasal 20), dan hak bagi semua orang untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuan mereka (pasal 26). Pada Maret 1947, melalui pendidikan Sekolah  ditetapkan susunan dasar sistem pendidikan keseluruhan atas dasar 6-3-3-4 beserta tujuan khusus pada tiap jenjangnya.[12]
            Pada Maret 1947 juga berlaku Hukum dasar pendidikan (Fundamental Law of Education) yang pada hakikatnya merupakan statement filsafat pendidikan demokratis yang dalam banyak hal berbeda dengan Imperial Rescript on Education, misalnya, dalam hal hubungan antara warga dengan warga, dalam Imperial Rescript on Education di sebutkan bahwa setiap warga memilki kewajiban untuk mengembangkan daya intelektual dan moral mereka, melaksanakan hukum dan mempersembahkan keberaniannya demi negara untuk melindungi dan menjaga kesejahteraan istana kaisar, sedangkan dalam Fundamental Law of Education disebutkan bahwa tiap warga memiliki kesempatan yang sama untuk menerima pendidikan menurut kemampuan mereka, bebas dari deskriminasasiatas dasar ras, jenis kelamin, status sosial, posisi ekonomi, asal usul keluarga, bantuan finansial bagi yang memerlukan, kebebasan akademik, dan tanggung jawab untuk membanguun negara dan masyarakat yang damai. Perbedaan yang lain adalah mengenai tujuan pendidikan. Dalam Emperial Rescript On Educaation disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kesetiaan dan ketaatan bagi kaisar agar dapat memperoleh persatuan masyarakat dibawah ayah yang sama, yakni kaisar. Adapun tujuan pendidikan menurut  Fundamental Law of Education adalah untuk meningkatkan perkembangan kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai individual, dan menanamkan jiwa yang bebas.
C.    Perbandingan Pendidikan di Turki dan Jepang

Pendidikan merupakan sokoguru (penyanggga) kemajuan suatu bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa tidak akan lepas dari “hidup” dan “mati”-nya mutu pendidikan negara yang bersangkutan.
Perbandingan Pendidikan merupakan suatu kegiatan menganalisa dua hal atau lebih untuk mencari kesamaan- kesamaan dan perbedaan-perbedaannya. Dengan demikian maka studi perbandingan pendidikan ini adalah mengandung pegertian sebagai usaha menganalisa dan mempelajari secara mendalam dua hal atau aspek dari sistem pendidikan, untuk mencari dan menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dari kedua hal tersebut. Perbandingan Pendidikan merupakan suatu kegiatan menganalisa dua hal atau lebih untuk mencari kesamaan- kesamaan dan perbedaan-perbedaannya.
Dengan demikian maka studi perbandingan pendidikan ini adalah mengandung pegertian sebagai usaha menganalisa dan mempelajari secara mendalam dua hal atau aspek dari sistem pendidikan, untuk mencari dan menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dari kedua hal tersebut.[13]
1.      Persamaan Pendidikan di Turki dan Jepang
Dari pembahasan diatas, para pemakalah dapat mengambil sebuah persamaan pendidikan antara di Turki dan Jepang, diantaranya yaitu :
a.       Turki dan Jepang sama-sama memiliki jenjang pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan pendidikan tinggi.
b.      Turki dan Jepang sama-sama ingin memajukan pendidikan yang ada dalam negaranya.


2.      Perbedaan Pendidikan di Turki dan Jepang
Dari pembahasan diatas, para pemakalah dapat mengambil sebuah perbedaan pendidikan antara di Turki dan Jepang, diantaranya yaitu :
a.       Turki mengikuti pola pendidikan 5-3-3-6 tahun.
b.      Jepang mengikuti pola pendidikan 6-3-3-4 tahun.
c.       Di Turki pendidikan agamanya begitu kental, bahkan didirikan juga sekolah khusus bagi pendidikan agama.
d.      Di Jepang pendidikan umumnya lebih berkembang.














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Pendidikan di Turki.
Pada tahun 1845 di Turki di bentuk Komisi Pendidikan yang bertugas mempelajari dan mempersiapkan terwujudnya suatu sistem pendidikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
2.      Pendidikan di Jepang.
Sistem pendidikan umum ditetapkan di Jepang lebih dari satu abad yang lalu dan keberadaannya berlangsung lebih lama daripada di kebanyakan Negara. Belajar selalu  dianggap sebagai suatu kebajikan.
3.      Perbandingan Pendidikan di Turki dan Jepang.
a.       Persamaan pendidikan di Turki dan Jepang adalah Turki dan Jepang sama-sama memiliki jenjang pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan pendidikan tinggi.
b.      Perbedaan pendidikan di Turki dan Jepang, diantaranya yaitu :
1)      Turki mengikuti pola pendidikan 5-3-3-6 tahun.
2)      Jepang mengikuti pola pendidikan 6-3-3-4 tahun.
3)      Di Turki pendidikan agamanya begitu kental, bahkan didirikan juga sekolah khusus bagi pendidikan agama.
4)      Di Jepang pendidikan umumnya lebih berkembang.






B.     Saran

1.      Hendaknya masing-masing Negara dapat memanfaatkan kelebihan yang ada dalam Negara masing-masing, dalam hal ini adalah dalam bidang pendidikan.
2.      Hendaknya setiap Negara dapat belajar dari Negara lain dalam berbagai bidang untuk kemajuan Negaranya.

C.    Kata Penutup

Alhamdulillah dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi karena berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Perbandingan Pendidikan di Turki dan Jepang.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan segala kemampuan, namun penulis yakin hasilnya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran selalu penulis harapkan khususnya kepada para pembaca.
Akhirnya penulis berdo’a semoga makalah Perbandingan Pendidikan di Turki dan Jepang.
 ini dapat membawa manfaat dan semoga Allah swt selalu menunjukkan kepada kita jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang diberi nikmat, bukan jalan orang-orang yang tersesat. Amin Ya Rabbal Alamin.





DAFTAR PUSTAKA

Salim, Agus. 2012. Perbandingan Pendidikan Islam. Jepara : INISNU.
http://rinaldifirdaus.blogspot.com/2009/06/landasan-pendidikan-jep.html

http://kaimam.blogspot.com/2010/10/perbandingan-pendidikan
http://khoirulsidikesz.blogspot.com/2011/11/sistem-dan-kebijakan-pendidikan-di.html
http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/qble1333075913.pdf




[1] http://rinaldifirdaus.blogspot.com/2009/06/landasan-pendidikan-jep.html
[2] http://muthoinperbandinganpendidikan.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-perbandingan-pendidikan.html
[3] http://kaimam.blogspot.com/2010/10/perbandingan-pendidikan
[4] http://khoirulsidikesz.blogspot.com/2011/11/sistem-dan-kebijakan-pendidikan-di.html

[5] Agus Salim, Perbandingan Pendidikan Islam, (Jepara: INISNU, 2012), Hlm. 102.
[6] Ibid, Hlm.107.
[7] Ibid, Hlm.112.
[8] Ibid, Hlm. 170.
[9] Ibid, Hlm. 176.
[10] Ibid, Hlm. 177.
[11] Ibid, Hlm. 180.
[12] Ibid, Hlm. 188.
[13] http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/qble1333075913.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar