BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bangsa tentu memiliki sistem pendidikan.
Dengan sistem pendidikan itu, suatu bangsa mewariskan segala pengalaman,
pengetahuan, keterampilan dan sikap, agama dan ciri-ciri watak khusus yang
dimilikinya dengan cara tertentu kepada generasi penerusnya, agar mereka dapat
mewariskannya dengan sebaik-baiknya. Melalui sistem pendidikan itu, suatu
bangsa dapat memelihara dan mempertahankan nilai-nilai luhur, serta
keunggulan-keunggulan mereka dari generasi ke generasi.
Pendidikan adalah penanaman
investasi. Kita membutuhkan satu generasi untuk melihat hasil pendidikan.
Dengan kata lain, pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan generasi kita
sebagai “manusia yang sadar diri” dalam generasi itu. Artinya, menjadikan manusia
itu “mengerti” apa yang seharusnya diperbuat dan apa yang tidak, memahami yang
baik dilakukan dan yang jelek ditinggalkan, serta mengetahui mana yang
merupakan hak dan mana kewajiban.[1]
Menurut
Carter V.Good, Perbandingan Pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan
perbandingan teori dan praktik kependidikan yang ada dalam beberapa negara
dengan maksud untuk memperluas pandangan dan pengetahuan di luar batas
negerinya sendiri.[2]
Studi perbandingan pendidikan merupakan salah satu
cara untuk mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan system pendidikan
Negara tertentu, terutama yang berhubungan dengan kelebihan yang terjadi pada
system pendidikan negara tersebut.[3]
Untuk itulah pada kesempatan kali ini penulis
mencoba menguraikan perbandingan pendidikan terhadap Negara Turki, dan Jepang.
Penulis tertarik untuk mengkaji Negara Turki dan Jepang ini, dikarenakan Negara
ini memiliki kemajuan yang begitu pesat dalam sektor industri, khususnya
industri otomotif dan elektronik. Kemajuan ini tidak terlepas dari kemajuan
pendidikan di Negara ini, terutama dalam penguasaan teknologi industri.
Makalah ini ditulis atas dasar kajian pustaka dari berbagai sumber yang relevan, makalah ini diharapkan akan dapat menambah bahan, dan kajian penulis tentang pemahaman system pendidikan Negara ini. Yang menjadi perhatian dalam pembahasan makalah ini, hanyalah beberapa aspek penting dari sistem pendidikan di Negara Turki, dan Jepang.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang diatas, para pemakalah dapat mengambil sebuah rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana
sistem pendidikn di Turki ?
2. Bagaimana
sistem pendidikan di Jepang ?
3. Bagaimanakah
perbandingan pendidikan di Turki dan Jepang ?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat
mengetahui sistem pendidikn di Turki.
2. Dapat
mengetahui sistem pendidikan di Jepang.
3. Dapat
mengetahui perbandingan pendiidkan di Turki dan Je
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan di Turki
Pada awalnya Turki merupakan salah satu negara
yang berbentuk kerajaan. Saat ini pemerintahan turki berbentuk republik yang
beribu kota di Istanbul. Republik Turki termasuk sebagai negara dan
memproklamirkan diri sebagai negara sekuler, namun tidak bisa dipungkiri bahwa
jiwa Islamnya tetap melekat dan tak terpisahkan dari bangsa Turki. Begitu pun
berdampak terhadap kemajuan pendidikan di negara tersebut.[4]
1.
Kebijakan
Turki
Masuknya system
pendidikan modern di kalangan Kerajaan Turki Utsmani bermula sejak Sultan
Mahmud II (1785-1839 M). Ia mengadakan pembaharuan dalam bidang pemerintahan,
militer, hukum, termasuk dalam bidang pendidikan. Sebagaimana di dunia Islam
lainnya di zaman itu, madrasah merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang
ada di Kerajaan Utsmani. Di madrasah itu hanya diajarkan pengetahuan agama,
sedangkan pengetahuan umum tidak diajarkan sama sekali. Sultan Mahmud menyadari
bahwa madrasah-madrasah tradisional tersebut tidak sesuai lagi dengan tuntutan
perkembangan zaman. Oleh karena itu, ia berusaha untuk memperbaiki sistem
pendidikan madrasah yang ada agar anak-anak bisa mendapatkan pelajaran
pengetahuan umum. Namun, mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan
memasukkan pengetahuan-pengetahuan umum pada waktu itu sangat sulit. Karena
itu, ia mendirikan dua sekolah pengetahuan umum yang berdiri sendiri, terpisah
dari system madrasah tradisional yang ada. Kedua sekolah itu adalah :
a)
Sekolah Pengetahuan Umum (Mekteb – i Ma’arif)
b)
Sekolah Sastra (Mekteb – i Edebiye)
Pada
tahun 1845 di Turki di bentuk Komisi Pendidikan yang bertugas mempelajari dan
mempersiapkan terwujudnya suatu sistem pendidikan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Komisi pendidikan itu memberikan rekomendasi dan beberapa usulan
sebagai berikut :
1) Agar
diciptakan suatu sistem pendidikan atau persekolahan yang mancakup pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
2) Agar
dibentuk suatu departemen khusus yang mengurusi pendidikan dan pengajaran umum
yang disebut sebagai Departemen Pengajaran Umum.
3) Agar
didirikan Universitas Kerajaan Utsmani.
Usul tersebut baru mulai direalisasikan
pada tahun 1847. Universitas Kerajaan Utsmani didirikan oleh Departemen
Pengajaran Umum dan dijadikan bagian
dari Kementrian Pendidikan. Wajib belajar dengan gratis, selama
pendidikan dasar telah disetujui dengan mulai dibangun dan dipersiapkan sarana
pendidikan yang diperlukan.[5]
Republik Turki menyediakan pendidikan
agama yang ditangani oleh tiga tingkat lembaga yang berbeda. Ketiga tingkat
lembaga itu adalah :
(1) Di
Universitas dan di bawah penanganan Menteri Pendidikan Nasional.
(2) Oleh
Direktorat Urusan Agama.
(3) Sektor
swasta.
Beberapa
perguruan tinggi yang berada di bawah kendali Kementrian Pendidikan Nasional
adalah Universitas Ankara (University of
Ankara) dan Universitas Erzurum Attaturk (Erzurum Attaturk University), yang keduanya memiliki Fakultas
Teologi.
Direktorat
Urusan Agama menjalankan programnya dengan dua cara. Pertama, melalui pelatihan
pekerjaan (job training) dan kedua,
pendidikan bagi masyarakat. Untuk yang pertama, pelatihan pekerjaan ditangani
oleh Departemen Pendidikan Keagamaan dan
Pelayanan Keagamaan bagi masyarakat. Sementara yang kedua, pendidikan bagi
masyarakat dilaksanakan dalam dua bentuk, yaitu :
a. Pendidikan
khusus Al-Qur’an; materi intinya adalah pelajaran Al-Qur’an.
b. Pendidikan
umum keagamaan; diarahkan pada pembinaan penceramah agama, imam dan khatib yang
biasanya dibutuhkan pada sholat jum’at, pernikahan atau peristiwa keagamaan
lainnya.
Lembaga
pendidikan swasta bebas didirikan di
Negara Turki, dimana didalamnya banyak masyarakat muslim yang melaksanakan
pendidikan khusus di bidang keislaman. Umumnya pendidikan swasta ini mencakup
pelajaran Al-Qur’an bagi anak-anak, computer dan terjemahan Al-Qur’an dan hadis
Nabi Muhammad SAW. lembaga pendidikan agama swasta ini menciptakan kesempatan
bagi mereka yang tidak dapat mengikuti program pelatihan resmi.[6]
Masyarakat
Turki tergolong taat beragama. Hal itu dapat dilihat dari kehadiran mereka di
masjid pada hari jum’at atau hari raya. Bulan suci Ramadhan merupakan contoh
baik bagi ukuran seberapa besar keyakinan agama mereka. Beragam upacara
keagamaan dibuat, sekelompok masyarakat mempersiapkan kamar khusus di apartemen
untuk ibadah shalat selama Ramadhan, kadang kala mereka mengundang imam
tertentu untuk tujuan ini. Di samping itu, selama upacara perkawinan, Al-Qur’an
amat berarti sebagai hadiah bagi mempelai perempuan, termasuk karpet untuk
shalat. Banyak masjid didirikan di Turki. Tidak ada satu desa pun di Anatolia
yang tidak memiliki masjid. Jumlah masjid pun terus bertambah seiring dengan
luas wilayah desa dan jumlah penduduknya.
2.
Sistem
Pendidikan
Sistem perjenjangan sekolah yang
dianut Turki saat ini mengikuti pola 5-3-3-6 tahun. Jenjang pertama 5 tahun
untuk sekolah dasar. Pendidikan dasar ini dimulai sejak usia 7 hingga 11 tahun
atau lebih. Tahap ini merupakan tahap wajib belajar.
Jenjang selanjutnya yaitu 6 tahun
untuk sekolah menengah yang dibagi atas dua tahap yaitu : 3 tahun pada sekolah
menengah pertama (Ortaukul), yang menerima anak usia 12 -14 tahun, dan 3 tahun
pada tahap tinggi (Lycee), untuk usia 15-17 tahun. Ortaukul merupakan sekolah
umum sebagai persiapan ke perguruan tinggi. Kebanyakan orang tua menghendaki
anaknya masuk ke sekolah umum ini, lalu setamatnya mengambil spesialisasi
pendidikan kejuruan. Lycee juga bersifat umum dan kejuruan, di samping teknik.
Sebagian dari Lycee ini menerapkan sistem co-education, sebagian khusus untuk
laki-laki sebagian lagi khusus untuk perempuan. [7]
Adapun pendidikan tinggi ditempuh
selama 6 tahun Dar al-Funun atau House of Sciences merupakan perguruan
tinggi modern Turki yang pertama kali, didirikan pada tahun 1900 dengan tiga
fakultas,yaitu Teologi, Matematika dan Sastra. Lalu pada tahun 1908, ditambah
lagi dengan Fakultas Hukum dan Kedokteran. Sekarang Turki mempunyai 7
Universitas, sejumlah sekolah tinggi, dan institute. Total Universitas tersebut
memiliki 30 fakultas. Di samping di lingkungan perguruan tinggi, sejumlah
lembaga riset menyelenggarakan program penelitian dan pengembangan pengetahuan.
B.
Pendidikan
di Jepang
Setelah
perang dunia II, Jepang mengalami kemerosotan di segala bidang. Sektor
pendidikan dibiayai oleh pajak, bantuan luar negeri, serta pengalihan sebagian
besar anggaran pertahanan dan keamanan yang tidak lagi merupakan prioritas
karena perang sudah usai. Menyadari keterburukan rakyatnya, pemerintah berupaya
membiayai hampir semua kebutuhan pendidikan siswa. Misalnya, membebaskan uang
sekolah, menyediaka buku pelajaran secara cuma-cuma, dan memberi makan siswa
agar tetap bergizi. Sebuah titik untuk memulai membangun negara kembali.
Kekalahan Jepang menyadarkan arti pentingnya hidup damai dan sejahtera.[8]
1.
Sitem
Pendidikan
Sistem pendidikan umum ditetapkan di Jepang lebih dari satu
abad yang lalu dan keberadaannya berlangsung lebih lama daripada di kebanyakan
Negara. Belajar selalu dianggap sebagai suatu kebajikan. Dewasa ini, 99%
murid SD belajar di sekolah – sekolah umum dan untuk tingkat sekolah menengah
sekalipun hanya 30% siswa yang belajar di sekolah swasta. Sistem administrasi
pendidikan di Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu pusat, perfektural (
antara provinsi dan kabupaten), municipal ( antara kabupaten dan kecamatan),
dan sekolah. Sistem administrsi tersebut menerapkan kombinasi antara
sentralisasi, desentralisasi, manajemen berbasis Sekolah ( School Based
Management), dan partisipasi masyarakat. Di samping itu, terdapat
asosiasi-asosiasi kepala Sekolah, guru, Murid dan Orang tua yang mendukung
pengembangan sekolah.
2.
Kehidupan
sekolah
Tahun ajaran jepang mulai pada bulan April. Ada liburan
musim panas selama beberapa minggu, dan liburan dua minggu waktu tahun
baru. Tahun ajaran berakhir pada bulan maret, kemudian sekolah libur selama dua
minggu sebelum mulai tahun ajaran baru selanjutnya.
Siswa biasanya bersekolah lima atau enam hari seminggu.
Pengajaran memakai metode konvensional ataupun teknik-teknik modern, misalnya
pengajaran dengan media komputer. Pelajaran di kelas berlangsung dari pukul 08.
30 hingga sekitar pukul 15.00 atau 15.30 pada hari kerja. Bila ada pelajaran
pada hari sabtu, maka biasanya berakhir pada tengah hari. Banyak siswa
mengikuti bimbingan belajar di juku, ikut serta dalam kegiatan olahraga
atau kegiatan ekstrakurikuler lainnya pada sore hari.
Satu kelas di SD bisa saja cukup besar dan terdiri
atas 40 orang siswa. Dengan demikian, kelompok-kelompok siswa di tiap-tiap
kelas dapat bergiliran membersihkan ruang kelas, lorong antar kelas, kamar
kecil, lapangan bermain, serta bagian-bagian lainnya dari sekolah. Kerapian
merupakan bagian penting dari aturan berpakaian. Sejumlah sekolah mengharuskan
siswa mengenakan pakaian seragam.[9]
3.
Pendidikan
prasekolah
Taman kanak-kanak menerima murid berusia 3 sampai 5
tahun, untuk lama pendidikan 1 sampai 5 tahun. Anak berusia 3 tahun diterima
dan mengikuti pendidikan selama 3 tahun, sedangkan anak usia 4 tahun berarti
menempuh pendidikan pra sekolah selam 2 tahun, begitu seterusnya. Bagi
pendaftar usia 5 tahun berarti menempuh pendidikan hanya selama satu tahun.
Lebih dari 50% TK di jepang di kelola oleh swasta, sisanya oleh pemerintah kota
dan hanya sebagian kecil yang merupakan TK Negeri. Selain TK, ada pula lembaga
untuk anak-anak yang di sebut Hoiku-jo ( pusat perawatan siang hari).
Meskipun termasuk lembaga kesejahteraan sosial, Hoiku-jo juga berfungsi
sebagai tempat pendidikan prasekolah. Yang masuk ke Hoiku-jo adalah bayi
hingga anak usia 5 tahun yang memerlukan perawatan siang hari karena kedua orang
tuanya bekerja atau memiliki kesibukan lainnya. Mereka yang berusia 3 tahun ke
atas biasanya mendapat pendidikan sama seperti di TK. Kebanyakan pusat
penitipan anak seperti ini di kelola oleh pemerintah Daerah.
4.
Pendidikan
Wajib
Wajib
sekolah berlaku bagi anak usia 6-15 tahun, tiap anak di wajibkan di SD
pada usia 6 hingga 12 tahun, lalu di SLTP hingga usia 15 tahun. Pendidikan
wajib ini bersifat Cuma-Cuma atau tanpa bayar bagi semua anak. Anak-anak dari
keluarga yang tidak mampu mendapat bantuan khusus dari pemerintah pusat dan
daerah untuk biaya makan siang di sekolah, piknik, kebutuhan belajar, perawatan
kesehatan, dan lain-lain. Seorang anak yang telah tamat sekolah dasar di
wajibkan meneruskan pendidikannya ke sekolah menengah pertama.
Sekolah
wajib ditempuh selama 9 tahun ; 6 tahun di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah
menengah pertama, setelah itu diteruskan ke sekolah menengah atas.[10]
5.
Pendidikan
Menengah Atas
Ada tiga
jenis sekolah menengah atas, yaitu full-time, part-time,
(terutama malam hari), dan tertulis. Sekolah menengah yang full-time
berlangsung selam tiga tahun., sedangkan kedua jenis sekolah lainnya
menghasilkan diploma yang setara. Bagian terbesar siswa mendapat pendidikan
menengah atas di sekolah menengah atas full-time. Jurusan di sekolah ini
dapat di kategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu
jurusan umum (akademis), pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, home
economic, perawatan, dan lain-lain. Untuk masuk ke salah satu jenis sekolah
tersebut, siswa harus mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari
sekolah menengah tempat ia lulus sebelumnya.
6.
Pendidikan
Tinggi
Sekitar
22% lulusan SMU melanjutkan studi College ( akademi) atau universitas,
dan banyak juga yang ke Junior College atau technical college
(akademi), dan technical college ( akademi tekhnik). Di
universitasterdapat pendidikan sarjana (S-1) dan pasca sarjana ( S-2 dan S-3).
Pendidikan SI berlangsung selama 4 Tahun, menghasilkan sarjana bergelar Bachelor’s
degree, kecuali di fakultas kedokteran dan kedokteran Gigi yang berlangsung
selama 6 tahun. Pendidikan pasca sarjana dibagi dalam dua kategori, yakni Master’s
degree (S-2) dan Doctor’s degree ( S-3). S-2 berlangsung sekitar dua
tahun sesudah tamat S-1, sedangkan S-3 berlangsung selama lima tahun.
Pendidikan
tinggi Jepang berada di bawah pengeloaan tiga lembaga, yaitu pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan pihak swasta. Ada lima jenis pendidikan tinggi yang bisa
dipilih mahasiswa asing di negeri sakura ini, yaitu program sarjana, pasca
sarjana, diploma(nongelar), akademi dan sekolah kejuruan.[11]
7.
Kebijakan
Pendidikan
Peraturan
pendidikan di jepang dapat di bedakan dari dua periode, yaitu sebelum dan
sesudah perang dunia II. Sebelum perang, kebijakan pendidikan yang berlaku
adalah salinan naskah kekaisaran tentang pendidikan (Imperial Rescript on
Education). Dinyatakan bahwa para leluhur kaisar terdahulu telah membagun
kekaisaran dengan berbasis pada nilai yang luas dan kekal, serta menanamkannya
secara mendalam dan kokoh. Materi pelajarannya dipadukan dalam bentuk kesetiaan
dan kepatuhan dari generasi ke generasi yang menggambarkan keindahannya.
Sesudah perang, mulai 3 November 1946, konstitusi baru jepang menetapkan
kebijakan pendidikannya atas dasar HAM (pasal 19), kebebasan beragama (pasal
20), dan hak bagi semua orang untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan
kemampuan mereka (pasal 26). Pada Maret 1947, melalui pendidikan Sekolah
ditetapkan susunan dasar sistem pendidikan keseluruhan atas dasar 6-3-3-4
beserta tujuan khusus pada tiap jenjangnya.[12]
Pada Maret 1947 juga berlaku Hukum dasar pendidikan (Fundamental Law of
Education) yang pada hakikatnya merupakan statement filsafat pendidikan
demokratis yang dalam banyak hal berbeda dengan Imperial Rescript on
Education, misalnya, dalam hal hubungan antara warga dengan warga, dalam Imperial
Rescript on Education di sebutkan bahwa setiap warga memilki kewajiban
untuk mengembangkan daya intelektual dan moral mereka, melaksanakan hukum dan
mempersembahkan keberaniannya demi negara untuk melindungi dan menjaga
kesejahteraan istana kaisar, sedangkan dalam Fundamental Law of Education
disebutkan bahwa tiap warga memiliki kesempatan yang sama untuk menerima
pendidikan menurut kemampuan mereka, bebas dari deskriminasasiatas dasar ras,
jenis kelamin, status sosial, posisi ekonomi, asal usul keluarga, bantuan
finansial bagi yang memerlukan, kebebasan akademik, dan tanggung jawab untuk
membanguun negara dan masyarakat yang damai. Perbedaan yang lain adalah mengenai
tujuan pendidikan. Dalam Emperial Rescript On Educaation disebutkan
bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kesetiaan dan ketaatan bagi
kaisar agar dapat memperoleh persatuan masyarakat dibawah ayah yang sama, yakni
kaisar. Adapun tujuan pendidikan menurut Fundamental Law of Education
adalah untuk meningkatkan perkembangan kepribadian secara utuh, menghargai
nilai-nilai individual, dan menanamkan jiwa yang bebas.
C.
Perbandingan
Pendidikan di Turki dan Jepang
Pendidikan merupakan sokoguru (penyanggga) kemajuan suatu
bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa tidak akan lepas dari “hidup” dan
“mati”-nya mutu pendidikan negara yang bersangkutan.
Perbandingan
Pendidikan merupakan suatu kegiatan menganalisa dua hal atau lebih untuk
mencari kesamaan- kesamaan dan perbedaan-perbedaannya. Dengan demikian maka
studi perbandingan pendidikan ini adalah mengandung pegertian sebagai usaha
menganalisa dan mempelajari secara mendalam dua hal atau aspek dari sistem
pendidikan, untuk mencari dan menemukan kesamaan-kesamaan dan
perbedaan-perbedaan yang ada dari kedua hal tersebut. Perbandingan Pendidikan
merupakan suatu kegiatan menganalisa dua hal atau lebih untuk mencari kesamaan-
kesamaan dan perbedaan-perbedaannya.
Dengan
demikian maka studi perbandingan pendidikan ini adalah mengandung pegertian
sebagai usaha menganalisa dan mempelajari secara mendalam dua hal atau aspek
dari sistem pendidikan, untuk mencari dan menemukan kesamaan-kesamaan dan
perbedaan-perbedaan yang ada dari kedua hal tersebut.[13]
1.
Persamaan
Pendidikan di Turki dan Jepang
Dari pembahasan diatas, para
pemakalah dapat mengambil sebuah persamaan pendidikan antara di Turki dan
Jepang, diantaranya yaitu :
a. Turki
dan Jepang sama-sama memiliki jenjang pendidikan sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, sekolah menengah atas dan pendidikan tinggi.
b. Turki
dan Jepang sama-sama ingin memajukan pendidikan yang ada dalam negaranya.
2.
Perbedaan
Pendidikan di Turki dan Jepang
Dari pembahasan diatas, para
pemakalah dapat mengambil sebuah perbedaan pendidikan antara di Turki dan
Jepang, diantaranya yaitu :
a. Turki
mengikuti pola pendidikan 5-3-3-6 tahun.
b. Jepang
mengikuti pola pendidikan 6-3-3-4 tahun.
c. Di
Turki pendidikan agamanya begitu kental, bahkan didirikan juga sekolah khusus
bagi pendidikan agama.
d. Di
Jepang pendidikan umumnya lebih berkembang.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pendidikan
di Turki.
Pada
tahun 1845 di Turki di bentuk Komisi Pendidikan yang bertugas mempelajari dan
mempersiapkan terwujudnya suatu sistem pendidikan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
2. Pendidikan
di Jepang.
Sistem pendidikan umum ditetapkan di
Jepang lebih dari satu abad yang lalu dan keberadaannya berlangsung lebih lama
daripada di kebanyakan Negara. Belajar selalu dianggap sebagai suatu
kebajikan.
3. Perbandingan Pendidikan di Turki dan
Jepang.
a. Persamaan pendidikan di Turki dan
Jepang adalah Turki dan Jepang sama-sama memiliki jenjang
pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan
pendidikan tinggi.
b. Perbedaan
pendidikan di Turki dan Jepang, diantaranya yaitu :
1) Turki
mengikuti pola pendidikan 5-3-3-6 tahun.
2) Jepang
mengikuti pola pendidikan 6-3-3-4 tahun.
3) Di
Turki pendidikan agamanya begitu kental, bahkan didirikan juga sekolah khusus
bagi pendidikan agama.
4) Di
Jepang pendidikan umumnya lebih berkembang.
B.
Saran
1. Hendaknya
masing-masing Negara dapat memanfaatkan kelebihan yang ada dalam Negara
masing-masing, dalam hal ini adalah dalam bidang pendidikan.
2. Hendaknya
setiap Negara dapat belajar dari Negara lain dalam berbagai bidang untuk
kemajuan Negaranya.
C.
Kata
Penutup
Alhamdulillah dengan segala puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi karena
berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Perbandingan Pendidikan di Turki
dan Jepang.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan
segala kemampuan, namun penulis yakin hasilnya masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran selalu penulis harapkan khususnya kepada para
pembaca.
Akhirnya penulis berdo’a semoga makalah Perbandingan Pendidikan di Turki dan Jepang.
ini dapat membawa manfaat dan semoga Allah swt
selalu menunjukkan kepada kita jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang
diberi nikmat, bukan jalan orang-orang yang tersesat. Amin Ya Rabbal Alamin.
DAFTAR
PUSTAKA
Salim,
Agus. 2012. Perbandingan Pendidikan Islam.
Jepara : INISNU.
http://rinaldifirdaus.blogspot.com/2009/06/landasan-pendidikan-jep.html
http://kaimam.blogspot.com/2010/10/perbandingan-pendidikan
http://khoirulsidikesz.blogspot.com/2011/11/sistem-dan-kebijakan-pendidikan-di.html
http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/qble1333075913.pdf
[1]
http://rinaldifirdaus.blogspot.com/2009/06/landasan-pendidikan-jep.html
[2]
http://muthoinperbandinganpendidikan.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-perbandingan-pendidikan.html
[3] http://kaimam.blogspot.com/2010/10/perbandingan-pendidikan
[4]
http://khoirulsidikesz.blogspot.com/2011/11/sistem-dan-kebijakan-pendidikan-di.html
[5] Agus Salim, Perbandingan Pendidikan Islam, (Jepara: INISNU, 2012), Hlm. 102.
[12] Ibid, Hlm. 188.
[13]
http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/qble1333075913.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar