Senin, 02 Januari 2012

MASA ADOLESEN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan “selesainya” masa pubertas (awal), masuklah anak kedalam periode kelanjutannya, yaitu masa pubertas akhir atau adolesen. Untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang remaja tidaklah mudah, sebab kapan masa remaja berakhir dan kapan anak remaja tumbuh menjadi seorang dewasa tidak dapat ditetapkan secara pasti. Kesulitan untuk memastikan kapan berakhirnya masa adolesen ini, di antaranya karena adolesen sesungguhnya merupakan suatu ciptaan budaya, yakni suatu konsep yang muncul dalam masyarakat modern sebagai tanggapan terhadap perubahan social yang menyertai perkembangan industri pada anak ke-19 di Eropa dan Amerika Serikat.
Setidaknya, hingga akhir abad ke-18, konsep adolesen belum digunakan untuk menunjukkan suatu periode tertentu dari kehidupan manusia. Baru sejak abad ke-19 muncul konsep adolesen sebagai suatu periode kehidupan tertentu yang berbeda dari masa anak-anak dan masa dewasa. Masa adolesen ini oleh Sigmund Freud sebagai “edisi keduadari situasi oedipus”. Sebab, relasi anak muda terhadap usia ini masih mengandung banyak unsur yang rumit dan belum terselesaikan. Yaitu banyak konflik antara isi psikis yang kontra diktif, terutama pada relasi anak muda dengan orang tua dan objek cintanya.
Pada masa adolesen ini tejadi proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisis, yang berlangsung secara berangsur-angsur dan teratur. Masa ini merupakan kunci penutup dari perkembangan anak. Pada periode ini anak muda banyak melakukan introspeksi (mawas diri) dan merenungi diri sendiri. Akhirnya anak bisa menemukan aku-nya.Dalam artinya dia mampu menemukan keseimbangan dan harmoni atau keselarasan baru diantara sikap kedalam diri sendiri dengan sikap kuluar.



B. Rumusan Maslah
Dari latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah yang akan dipaparkan oleh pemakalah diantaranya yaitu :
1. Apa pengertian tentang masa adolesen ?
2. Bagaimana perkembangan biologis pada masa adolesen ?
3. Bagaimana perkembangan psikologis pada masa adolesen ?
4. Bagaimana ciri-ciri pada masa adolesen ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang masa adolesen
2. Menguraikan tentang perkembangan biologis pada masa adolesen
3. Menguraikan tentang perkembangan psikologis pada masa adolesen
4. Menguraikan tentang ciri-ciri pada masa adolesen


















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Adolesen
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescereyang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. (Hurlock,1990, p.206)
Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung(dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Menurut Hurlock (1990, p. 205) secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal dan remaja akhir. Garis pemisah antara awal masa remaja dan akhir masa remaja terletak kira-kira di sekitar usia tujuh belas tahun. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun dan akhir masa remaja bermula dari usia enam belas atau tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun.
Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode tersingkat. Tak jauh berbeda dengan itu Monk (Monks & Knoers, 2002, p. 262) mengatakan bahwa perkembangan masa remaja secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Sedangkan pada umumnya masa pubertas terjadi antara 12-16 tahun pada anak laki-laki dan 11-15 tahun pada anak wanita (Monks & Knoers, 2002, p. 263; Hurlock, 1990, p. 185).Batas usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. MenurutDepkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin. Sedangkan menurut BKKBN adalah 10-19 tahun (Widiastuti,dkk., 2009, p. 11).
B. Perkembangan Biologis Pada Masa Adolesen
Menurut Michaelis, pada awal adolesen seseorang mengalami perkembangan jasmani yang sangat pesat karena organ-organ pada tubuh pada waktu itu sedang mampu-mampunya mengatasi gangguan apa saja yang didorong oleh perkembangan kelenjar jenis.
Dalam hal perkembangan seksual, gadis-gadis mengalami kematangan lebih awal daripada seorang pemuda yang sebaya umumnya. Dalam hal perkembangan jasmani , lebih dahulu pemuda mengalami pertumbuhan jasmaniah. Walaupun gadis belakangan mengalami perkembangan jasmaniah, karena laju pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan pemuda, biasanya gadis-gadis telah mencapai bentuk akhir tubuhnya ketika ia berumur 16 tahun, sedangkan tubuh pemuda masih terus berkembang sampai ia berumur 18 tahun. Oleh karena itu pertumbuhan seorang pemuda dialami dengan perlahan-lahan, pemuda itu tidak merasakan pengaruhnya sehebat pengaruh yang dirasakan gadis terhadap perkembangan jasmani yang sangat berbeda dengan seorang pemuda yng sebaya umurnya.
Pada masa remaja akhir pertumbuhan cenderung menurun dan berlangsung lambat sampai usia 20 atau 21 tahun. Karena periode pertumbuhan yang lebih lama, anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan pada saat sudah matang. Pertambahan berat tidak hanya karena lemak, tetapi juga karena tulang dan jaringan otot yang bertambah besar. Pertambahan berat yang paling besar pada anak perempuan terjadi sesaat sebelum dan sesudah haid. Setelah itu pertambahan berat hanya sedikit.
Perubahan proporsi tubuh pada daerah-daerah tubuh yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat di daerah-daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada hidung, kaki, dan tangan.Perkembangan yang lain adalah menyangkut perkembangan seksual. Pertumbuhan organ-organ genital yang ada baik di dalam maupun di luar badan sangat menentukan bagi perkembangan tingkah laku seksual selanjutnya.

Secara biologis, manusia terbagi atas dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Dimana kematangan seks dicapai selama masa adolesen ini, dan daya tarik seks menjadi suatu kebutuhan yang dominan dalam kehidupan individu, serta dalam hubungan social yang dipengaruhi oleh kematangan fisik yang telah dicapai. Dan gadis fisiknya lebih lemah dibandingkan dengan fisik pemuda, dimana gadis memperoleh kekuatan yang lain disamping ia kehilngan kekuatan lainnya. Dan penampilan gadis menjadi lebih menarik dilihat oleh pria.
Pada perkembangan remaja yang disertai oleh perkembangan fisik dan seksual, dengan laju pertumbuhan pada tubuh gadis melebihi kecepatan pertumbuhan tubuh pemuda. Bila usia gadis mencapai 15 tahun sampai 16 tahun, ia telah mencapai bentuk akhir tubuhnya, sedangkan tubuh pemuda masih terus berkembang sampai ia mencapai usia 18 tahun.
Bila kita tinjau dari kekuatan fisik, remaja yang mencapai usia 18 tahun dianggap cukup kuat untuk mempersiapkan dirinya memperoleh lapangan pekerjaan. Dan bila kita tinjau dari perkembangan biologis, remaja sudah mencapai kematangan seks, dimana kematangan seks yang normal ditandai dengan ketertarikan terhadap lawan jenis kelaminnya. Dimana ketertarikan merupakan suatu dasar yang menjadi pemikiran ke arah perkawinan.

C. Perkembangan Psikologis Pada Masa Adolesen
Dalam perspektif psikologis, dimana seorang tokoh yaitu Erik H. Erikson, berpendapat bahwa remaja bukan sebagai konsolidasi kepribadian, tetapi sebagai tahapan penting dalam siklus kehidupa. Masa remaja berkaitan erat dengan perkembangan “sence of identity us role confusion” , yaitu perasaan atau kesadaran akan jati dirinya. Remaja dihadapkan pada berbagai pertanyaan yang menyangkut keberadaan dirinya (siapa saya?), masa depannya (akan menjadi apa saya?), peran-peran sosialnya (apa peran saya dalam keluarga dan masyarakat, dan kehidupan beragama: mengapa harus beragama?).
Apabila remaja berhasil memahami dirinya, peran-perannya, dan makna hidup beragama, maka dia akan menemukan jati dirinya, dalam arti dia akan memiliki kepribadian yang sehat. Sebaliknya apabila ia gagal, maka dia akan mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingungan ini berdampak kurang baik bagi remaja, dia cenderung kurang dapat menyesuaikan dirinya, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Pada ranah psikologis, dalam kelompok sejenis mereka belajar untuk bertingkah laku sebagai orang dewasa. Dalam kelompok jenis kelamin lain mereka belajar menguasai keterampilan social, dan sebaginya, misalnya kemahoiran berbicara, mengorganisasikan kegiatan social, dan sebagainya. Gadis lebih cepat matang dari pada teman pemudanya, dan lebih cenderung tertarik kepada pemuda yang usianya beberapa tahun di atasnya. Keadaan itu akan berlangsung sampai mereka kuliah di perguruan tinggi.
Dalam peranannya seorang pemuda menerima perannya sebagai pria dan gadis menerima perannya sebagai wanita. Gadis mengalami kesulitan melaksanakan peranannya , khususnya bagi gadis yang lebih mengutamakan kariernya, ia ingin bebas dari peranannya sebagai istri atau sebagai ibu rumah tangga yang dalam pelaksanaannya tugasnya itu memerlukan dukungan suami. Dan dalam perubahan bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan sikap dan minat mereka, para remaja suka memperhatikan perubahan tubuh yang sedang dialaminya sendiri. Gadis-gadis lebih suka berdandan dan berhias untuk menarik lawan jenisnya.
Dari hasil penelitian mengenai minat di kalangan remaja, ternyata pada kaum remaja yang berusia 16 sampai 19 tahun , minat yang utama tertuju kepada pemilihan dan mempersiapkan lapangan pekerjaan. Sebenarnya secara samar-samar, kita bias mendapatkan gambaran bayangan dari prestasi yang dicapai siswa di sekolah tentang apa yang akan menjadi cita-citanya jika ia bertahan terus untuk melanjutkan pendidikannya.
Sikap remaja dalam hal perkawinan sangat bervariasi, dimana segolongan remaja menunjukkan sikap bahwa pekawinan itu sebagai kebahagiaan hidup, sedangkan yang sebagian lagi mereka takut memasuki perkawinan.Timbulnya sikap takut itu karena dipengaruhi oleh suasana kehidupan di lingkungan keluarganya. Pada umumnya, remaja yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang harmonis membayangkan perkawinan itu sebagai sesuatu yang membahagiakan. Sedangkan remaja yang dibesarkan di lingkungan keluarga broken home , membayangkan perkawinan itu seperti suasana yang tampak di lingkungan rumah tangganya (tidak bahagia).
D. Ciri-ciri Pada Masa Adolesen
Masa ini sebenarnya sudah tidak begitu menarik untuk dibahas, kerena masa ini sudah tidak lagi banyak keistemewaan yang menonjol, maka sudah mulai tenang kejiwaannya, sebagai persiapan kehidupan pada masa dewasa. Adapun batas masa adoleson ini sebenarnya masa banyak pendapat yang saling berbeda, tetapi untuk sekadar pedoman umum serta berdasarkan pada gejala-gejala kejiwaan yang paling tipikal adalah antara lain 18;0 – 21;0 tahun.
Adapun ciri-ciri atau sifat pada masa adolensi diantaranya yaitu :
1. Menunjukkan timbulnya sikap positif dalam menentukan sistem tata nilai (value) yang ada.
2. Menunjukkan adanya ketenangan dan keseimbangan didalam kehidupannya.
3. Mulai menyadari bahwa sikap aktif, mengkritik waktu ia puber itu mudah tetapi melaksanakannya itu sulit.
4. Ia mulai memiliki rencana hidup yang jelas dan mapan.
5. Ia mulai senang menghargai sesuatu yang bersifat historis dan tradisi, agama, kultur, etis, dan estetis, serta ekonomi.
6. Dalam menentukan calon teman hidup, sudah tidak lagi berdasarkan nafsu seks belaka, tetapi juga atas dasar pertimbangan yang matang dari berbagai aspek.
7. Mulai mengambil/menentukan sikap hidup berdasarkan sistem nilai yang diyakininya.

Seperti ciri-ciri atau sifat diatas dikatakan bahwa menginjak masa adolesen maka sikap pada umumnya, ialah bahwa ia mulai dapat:
a. Menemukan pribadinya
Yang dimaksud dengan mulai dapat menemukan pribadinya, ialah bahwa ia mulai menyadari kemampuannya, menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya, mulai dapat menempatkan diri ditengah masyarakat dengan jalan menyesuaikan diri dengan masyarakat tetapi tiada tenggelam didalam masyarakat. Ia mulai dapat menggunakan haknya dan mulai mengerti kewajiban-kewajibannya sebagai anggota masyarakat.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa ia mulai dapat membawakan dirinya masuk kedalam masyarakat.
b. Menentukan cita-citanya
Yang dimaksud dengan mulai dapat menentukan cita-citanya adalah bahwa sebagai kelanjutan dari kemampuannya utuk menyadari kemampuan, menyadari kelebihan-kelebihannya itu sebagai suatu himpunan kekuatan yng dipergunakan sebagai sarana untuk kehidupan selanjutnya agar dengan sarana itu ia tidak akan kehilangan haknya untuk ikut serta bersama-sama dengan anggota masyarakat yang lain untuk mengolah isi alam raya ini untuk kehidupannya.
c. Menggariskan jalan hidupnya
Yang dimaksud dengan mulai dapat mengariskan jalan hidupnya ialah bahwa jalan yang akan dilalui didalam perjuangannya mencapai cita-citanya itu. Sebenarnya penemuan jalan ini bersama-sama dengan terbentuknya cita-cita itu. Jalan ini adalah merupakan garis-garis proyeksi yang ditarik dari himpunan kemapuan,kelebihan dan kekuatan itu kearah cita-cita.
Jadi garis ini adalah garis lurus.Seperti halnya sesuatu jalan selalu dalam kelurusan, menurut suatu pengukuran yang sesuai dengan kondisi tertentu.
d. Bertanggung jawab
Yang dimasud dengan mulai dapat bertanggung jawab adalah bahwa ia telah mengerti tentang perbedan antara yang benar dan yang salah, yang boleh dan yang dilarang, yang baik dan yang salah dan ia sadar bahwa ia harus menjauhi segaa yang bersifat negatif dan mencoba membina diri untuk selalu enggunakan hal-hal yang positif. Jadi sejak itu iamulai dapat melakukan apa yang dimengrtikannya itu tadi.
e. Menghimpun norma-norma sendiri
Yang dimaksud dengan mulai dapat menghimpun norma-norma sendiri adalah bahwa ia mulai dapat menentukan sendiri hal-hal yang berguna, dan menunjang usahanya untuk mencapai cita-citanya itu, sejauh norma-norma itu tidak bertentangan dengan apa yang menjadi tuntunan masyarakatnya.
Norma-norma atau nilai-nalai itu dihimpunnya menjadi satu dan dijadikan bekal, sarana atau senjata untuk melindungi dirinya demi keselamatannya selama berusaha untuk mencapai cita-citanya.









BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengertian Masa Adolesen
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescereyang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. (Hurlock,1990, p.206)

2. Perkembangan Biologis Pada Masa Adolesen
Secara biologis, manusia terbagi atas dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Dimana kematangan seks dicapai selama masa adolesen ini, dan daya tarik seks menjadi suatu kebutuhan yang dominan dalam kehidupan individu, serta dalam hubungan social yang dipengaruhi oleh kematangan fisik yang telah dicapai. Dan gadis fisiknya lebih lemah dibandingkan dengan fisik pemuda, dimana gadis memperoleh kekuatan yang lain disamping ia kehilngan kekuatan lainnya. Dan penampilan gadis menjadi lebih menarik dilihat oleh pria.
Pada perkembangan remaja yang disertai oleh perkembangan fisik dan seksual, dengan laju pertumbuhan pada tubuh gadis melebihi kecepatan pertumbuhan tubuh pemuda. Bila usia gadis mencapai 15 tahun sampai 16 tahun, ia telah mencapai bentuk akhir tubuhnya, sedangkan tubuh pemuda masih terus berkembang sampai ia mencapai usia 18 tahun.
Bila kita tinjau dari kekuatan fisik, remaja yang mencapai usia 18 tahun dianggap cukup kuat untuk mempersiapkan dirinya memperoleh lapangan pekerjaan. Dan bila kita tinjau dari perkembangan biologis, remaja sudah mencapai kematangan seks, dimana kematangan seks yang normal ditandai dengan ketertarikan terhadap lawan jenis kelaminnya. Dimana ketertarikan merupakan suatu dasar yang menjadi pemikiran ke arah perkawinan.
3. Perkembangan Psikologis Pada Masa Adolesen
Pada ranah psikologis, dalam kelompok sejenis mereka belajar untuk bertingkah laku sebagai orang dewasa. Dalam kelompok jenis kelamin lain mereka belajar menguasai keterampilan social, dan sebaginya, misalnya kemahoiran berbicara, mengorganisasikan kegiatan social, dan sebagainya. Gadis lebih cepat matang dari pada teman pemudanya, dan lebih cenderung tertarik kepada pemuda yang usianya beberapa tahun di atasnya. Keadaan itu akan berlangsung sampai mereka kuliah di perguruan tinggi.
Dalam peranannya seorang pemuda menerima perannya sebagai pria dan gadis menerima perannya sebagai wanita. Gadis mengalami kesulitan melaksanakan peranannya , khususnya bagi gadis yang lebih mengutamakan kariernya, ia ingin bebas dari peranannya sebagai istri atau sebagai ibu rumah tangga yang dalam pelaksanaannya tugasnya itu memerlukan dukungan suami. Dan dalam perubahan bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan sikap dan minat mereka, para remaja suka memperhatikan perubahan tubuh yang sedang dialaminya sendiri. Gadis-gadis lebih suka berdandan dan berhias untuk menarik lawan jenisnya.
Dari hasil penelitian mengenai minat di kalangan remaja, ternyata pada kaum remaja yang berusia 16 sampai 19 tahun , minat yang utama tertuju kepada pemilihan dan mempersiapkan lapangan pekerjaan. Sebenarnya secara samar-samar, kita bias mendapatkan gambaran bayangan dari prestasi yang dicapai siswa di sekolah tentang apa yang akan menjadi cita-citanya jika ia bertahan terus untuk melanjutkan pendidikannya.
Sikap remaja dalam hal perkawinan sangat bervariasi, dimana segolongan remaja menunjukkan sikap bahwa pekawinan itu sebagai kebahagiaan hidup, sedangkan yang sebagian lagi mereka takut memasuki perkawinan.Timbulnya sikap takut itu karena dipengaruhi oleh suasana kehidupan di lingkungan keluarganya. Pada umumnya, remaja yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang harmonis membayangkan perkawinan itu sebagai sesuatu yang membahagiakan. Sedangkan remaja yang dibesarkan di lingkungan keluarga broken home , membayangkan perkawinan itu seperti suasana yang tampak di lingkungan rumah tangganya (tidak bahagia).
4. Ciri-ciri Pada Masa Adolesen
a. Menunjukkan timbulnya sikap positif dalam menentukan sistem tata nilai (value) yang ada.
b. Menunjukkan adanya ketenangan dan keseimbangan didalam kehidupannya.
c. Mulai menyadari bahwa sikap aktif, mengkritik waktu ia puber itu mudah tetapi melaksanakannya itu sulit.
d. Ia mulai memiliki rencana hidup yang jelas dan mapan.
e. Ia mulai senang menghargai sesuatu yang bersifat historis dan tradisi, agama, kultur, etis, dan estetis, serta ekonomi.
f. Dalam menentukan calon teman hidup, sudah tidak lagi berdasarkan nafsu seks belaka, tetapi juga atas dasar pertimbangan yang matang dari berbagai aspek.
g. Mulai mengambil/menentukan sikap hidup berdasarkan sistem nilai yang diyakininya.


B. SARAN

1. Jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, para pembaca bisa memberikan kritik dan sarannya, guna untuk kesempurnaan makalah ini.
2. Semoga dengan kita membaca makalah ini , kita dapat mengambil manfaat dan ilmu pengetahuan dari makalah ini guna untuk kehidupan yang lebih baik bagi kita semua.








DAFTAR PUSTAKA

Desmita. Psikologi Perkembangan. ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009). cet. 5.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-indahsucin-5645-3-babii.pdf
DRS. Zulkifli L. Psikologi Perkembangan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003). cet. 10.
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan,. Edisi Revisi., (Jakarta: Rineka Cipta, 2005).
Yusuf LN, Dr. H. Syamsun,. M.Pd., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009). cet. 10.