Senin, 11 April 2011

RESUME

SIFAT-SIFAT UMUM AKTIVITAS MANUSIA

A. PERHATIAN
1. Pengertian :
a). Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertentu kepada suatu obyek.
b). Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.
2. Macam-macam perhatian
a. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi :
1). Perhatian intensif
2). Perhatian tidak intensif
b. Atas dasar cara timbulnya, perhatian dibenadakan menjadi :
1). Perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tak disengaja).
2). Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksi).
c. Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi :
1). Perhatian terpencar (distributive).
2). Perhatian terpusat (konsentratif).
3. Hal-hal yang menarik perhatian
a. Hal-hal yang keluar dari konteks (dari segi obyek).
b. Hal-hal yang berhubungan dengan pribadi obyek (dari segi subyek).

B. PENGAMATAN

1. Pengertian :
a. Pengamatan adalah sesuatu objek yang diamati dengan melihat, mendengar, dan seterusnya.
b. Pengamatan adalah pengenalan dunia rill dengan alat indera.
Adapun pengaturan dalam pengamatan adalah sebagai berikut :
a. Pengaturan menurut sudut pandangan ruang.
b. Pengaturan menurut sudut pandangan waktu.
c. Pengaturan menurut sudut pandangan Gestalt.
2. Penglibatan
Menurut objeknya masalah penglibatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Melihat bentuk, yaitu melihat objek yang berdimensi dua.
(1) Hubungan objek pokok dan latar belakang :
a. Objek pokok lebih berbentuk, latar belakang kurang berbentuk.
b. Objek pokok di depan, latar belakang di belakang.
c. Latar belakang cenderung untuk meluas di belakang objek pokok.
d. Batas-batas (contour) termasuk pada daerah objek pokok, bukan pada latar belakang.
e. Objek pokok lebih berkesan, lebih mudah diingat, lebih cenderung untuk punya arti.
(2) Hukum-hukum Gestalt penglihatan, sebagai berikut :
a. Hukum keterdekatan, artinya yang terdekat merupakan gestalt.
b. Hukum ketertutupan, artinya yang tertutup merupakan gestalt.
c. Hukum kesamaan, artinya yang sama merupakan gestalt.
(3) Peranan sikap batin subjek.
Jika suatu medan penglihatan yang belum jelas strukturnya maka mana yang merupakan gestalt itu tergantung kepada kita, dimana gestalt itu dapat di deretan menegak, deretan mendatar, deretan miring ke kiri, deretan miring ke kanan, tergantung kepada sikap batin kita (keinginan kita untuk menjadikan yang mana merupakan gestalt itu). Jadi makin kurang jelas struktur medan penglihatan makin pentinglah peranan sikap batin orang yang mengamati.
(4) Konstansi bentuk
Suatu objek yang dilihat dari berbagai sudut, sehingga bentuk perspektifnya berlainan pula, akan tetapi ketika dirasa (tahu, mengerti) bahwa bentuknya itu tetap dan satu saja.
2. Melihat Dalam, yaitu melihat objek berdimensi tiga.
Sebab-sebab terjadinya konstansi besar yaitu :
a. Objek-objek yang dihadapi tidak dilihat sebagai fenomen-fenomen yang berdiri sendiri, melainkan selalu dalam hubungan satu sama lain dalam konteks tertentu.
b. Prinsip proporsionalitas, yaitu bahwa proporsi atau perbandingan benda-benda satu terhadap yang lain serta terhadap tempatnya adalah sama.
3. Melihat Warna
1. Nilai efektif warna
Warna sangat mempengaruhi tingkah laku si penghuni rumah. Masing-masing warna mempunyai nada yang membentuk medan tingkah laku, memberi corak kepada perbuatan atau reaksi orang.
2. Nilai lambing warna
Warna itu melambangkan sesuatu yaitu :
a. Warna hitam melambangkan kegelapan, kesedihan
b. Putih melambangkan kesucian, cahaya
c. Merah melambangkan sifat-sifat ekspansif, dominant, vital, berani
d. Kuning melambangkan hal-hal atau benda-benda yang bersifat bercahaya, ringan, riang
e. Biru melambangkan sifat-sifat yang dalam tak terhingga, tenang, kesosialan
f. Hijau melambangkan keseimbangan, keselarasan, ketenangan, harapan
g. Dan lain sebagainya.
3. Pendengaran
Mendengar adalah menangkap bunyi-bunyi (suara) dengan indra pendengaran.
Bunyi dapat berfungsi 2 macam :
1. sebagai tanda (signal)
2. sebagai lambing
Bunyi berfungsi sebagai pendukung arti, karena itulah maka sebenarnya yang ditangkap atau didengar adalah artinya, bukan bunyi atau suaranya.
Bunyi atau suara dapat digolongkan atas dasar dua cara, yaitu :
(a). Berdasarkan atas keteraturan dapat kita bedakan antara :
1. gemerisik
2. nada
(b). Nada bias dibeda-bedakan atas dasar :
1. tinggi rendahnya, yang tergantung kepada besar kecilnya frekuensi.
2. Intensitasnya, yang tergantung kepada amplitudonya.
3. Timbrenya, yang tergantung kepada kombinasi bermacam-macam frekuensi dalam tinggi rendahnya suara.
4. Rabaan
Istilah raba mempunyai dua arti, yaitu :
a. Meraba, sebagai perbuatan aktif, yang meliputi juga indera keseimbangan atau kinestesi
b. Pengalaman raba secara pasif, yang meliputi pula beberapa indra, atau kemampuan lain, yaitu :
1. indera untuk sentuh dan tekanan
2. indera untuk mengamati panas
3. indera untuk mengamati dingin
4. indera untuk merasa sakit
5. indera untuk vibrasi
6. Pembauan (Penciuman)
Henning (1924) membedakan adanya enam macam bau utama (bau pokok) yaitu :
1. bau bunga (blumig)
2. bau akar (warzig)
3. bau buah (cruchig)
4. bau getah (barzig)
5. bau busuk (faulig)
6. bau sangit (brenzlich)
Swaatdeaker (Kohnstamm dkk,1955 :103) menggolongkan bau menjadi sembilan macam bau, yaitu :
1. bau etheris
2. bau aromatis
3. bau bunga
4. bau amber
5. bau bawang
6. bau sangit
7. bau kapril
8. bau tak sedap
9. bau memuaskan
6. Pencecapan
Empat macam rasa pokok, yaitu :
1. manis
2. asam
3. asin
4. pahit
7. Beberapa Masalah Praktis
a. Pengamatan merupakan pintu gerbang untuk masuknya pengaruh dari luar, baik pengaruh dunia fisis, pengalaman, maupun pendidikan.
Kedudukan fungsi pengamatan yang demikian sentral maka sudah sewajarnya apabila alat-alat pengamatan yaitu pancaindera.
Pokok-pokok usaha ini dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Usaha yang bersifat preventif, yaitu penjagaan jangan sampai pencaindera menjadi cedera atau menjadi tidak normal berfungsinya.
2. Usaha-usaha yang bersifat korektif atau kuratif, yaitu usaha-usaha untuk memperbaiki atau menyembuhkan pancaindera yang kurang normal atau kurang sehat.
b. Terlebih-lebih bagi anak, peranan pancaindera dalam menerima pendidikan atau belajar itu boleh dikatakan bersifat menentukan.
Para ahli psikologi mengolong-golongkan manusia dalam menangkap dan meresapkan sesuatu sesuai modalitas pengamatan, maka ada lima tipe manusia, yaitu :
1. Tipe visual
2. Tipe auditif
3. Tipe taktil
4. Tipe gustatil
5. Tipe olfaktoris
c. Selama system sekolah serta pendidikan masih seperti yang kita kenal sekarang ini, maka di antara kelima modalitas pengamatan yang paling penting peranannya adalah penglihatan dan pendengaran.

C. TANGGAPAN DAN VARIASINYA
1. Pengertian Tanggapan
Tanggapan adalah bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan.
Menurut Linschoten, “menanggap adalah melakukan kembali sesuatu perbuatan atau melakukan sebelumnya sesuatu perbuatan tanpa hadirnya objek fungsi primer yang merupakan dasar dari modaslitas tanggapan itu”.
Tanggapan dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan.
2. Tanggapan masa dating atau tanggapan mengantisipasikan.
3. Tanggapan masa kini atau tanggapan representative (tanggapan mengimajinasikan).
2. Bayangan Pengiring
Bayangan pengiring adalah bayangan yang timbul setelah kita melihat sesuatu warna.
Bayangan pengiring dibagi menjadi 2 macam :
1. Bayangan pengiring positif, yaitu bayangan pengiring yang sama dengan warna objeknya.
2. Bayangan pengiring negative, yaitu bayangan pengiring yang tak sama dengan warna objeknya.
3. Bayangan Eidetik
Bayangan eidetik adalah bayangan yang sangat jelas dan hidup, sehingga menyerupai pengamatan.
Urbanschnitsch dan E.Jaensch dan W.Jaensch, membedakan adanya dua macam tipe, yaitu :
1. Tipe tetancide atau Type T
2. Tipe basedoide atau Type B

D. FANTASI
1. Pengertian
Fantasi didefinisikan sebagai daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang sudah ada dan tanggapan baru itu tidak harus sesuai dengan benda-benda yang ada.
Fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajiner melampaui dunia riil.
2. Klasifikasi
Fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam,yaitu :
1. fantasi tak disadari, yaitu fantsi yang terjadi dengan tak disadari, jadi orang melampaui dunia riil dengan tak disengaja.
2. fantasi disadari, yaitu fantasi yang terjadinya dengan disengaja, dan ada usaha dari subjek untuk masuk ke dunia imajiner. Fantasi ini dapat digolongkan menjadi 2 macam :
- Fantasi secara aktif, yaitu dikendalikan oleh pikiran dan kemauan.
- Fantasi secara pasif, yaitu tidak dikendalikan jadi seolah-olah orangnya hanya pasif saja sebagai wadah tempat bermainnya tanggapan-tanggapan.
Fantasi yang disadari yang secara aktif itu masih dapat lagi dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Fantasi mencipta, yaitu fantasi yang mengadakan (menciptakan) tanggapan-tanggapan yang benar-benar baru.
2. Fantasi terpimpin, yaitu fantasi yang mengikuti gambaran angan-angan (buah fantasi) orang lain.
3. Nilai Praktis Fantasi
Nilai praktis fantasi antara lain :
a. Memungkinkan orang menempatkan diri dalam hidup kepribadian orang lain, dengan demikian maka dapat memahami sesame manusia.
b. Memungkinkan orang untuk menyelami sifat-sifat kemanusiaan pada umumnya.
c. Memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari ruang dan waktu, sehingga ia bias belajar geografi, sejarah dan sejenisnya.
d. Memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapi, melupakan kegagalan-kegagalannya pada masa lampau.
e. Memungkinkan orang untuk menyelesaikan konflik riil secara imajiner, sehingga dapat mengurangi tegangan psikis dan menjaga keseimbangan batin.
f. Memungkinkan manusia untuk menciptakan sesuatu yang dikejar, membentuk masa depan yang ideal dan berusaha merealisasikannya.

E. INGATAN
1. Pengertian
Secara teori ada tiga aspek dalam berfungsinya ingatan itu, yaitu :
a. Mencamkan, yaitu menerima kesan-kesan
b. Menyiapkan kesan-kesan
c. Mereproduksikan kesan-kesan
Ingatan yang baik mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Cepat atau mudahnya mencamkan
2. Setiah, yaitu yang dicamkan tidak berubah
3. Teguh, yaitu lama tak berubah
4. Luas dalam menyimpan
5. Siap atau sedia dalam memproduksikan kesan-kesan
2. Mencamkan
Menurut terjadinya, mencamkan itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Mencamkan yang sekehendak, yaitu mencamkan dengan sengaja dan dikehendaki dengan sadar sungguh-sungguh mencamkan sesuatu.
b. Mencamkan yang tidak sekehendak, yaitu dengan tidak dikehendaki dan tidak disengaja memperoleh sesuatu pengetahuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencaman, antara lain :
a. Menyuarakan
b. Pembagian waktu belajar
c. Penggunaan metode belajar yang tepat
Tiga macam metode belajar antara lain :
1. Metode Ganzlearn (G), yaitu metode menghafal dengan mengulang berkali-kali dari permulaan sampai akhir.
2. Metode Teillern (T), yaitu metode menghafal sebagian demi sebagian. Masing-masing bagian itu dihafal.
3. Metode Vermittelendelern (V), yaitu metode menghafal bagian-bagian yang sukar dahulu, selanjutnya dipelajari dengan metode keseluruhan.
d. Mneumotechnik atau titian ingatan, yaitu dengan akal dicari jalan supaya bahan yang dihafal mudah dicamkan.Contoh :
1. POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling)
2. ANAITU (Alif, Nun, Ya, Ta)
e. Penggolongan secara rythmis (lagu, nadhom)
f. Penggolongan kesatuan dalam ruang(Ikhtisar, table)
g. Penggolongan menjadi kumpulan-kumpulan
3. Mengingat dan Lupa
Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal yang dilupakan adalah hal yang tidak diingat (tak dapat diingat kembali)
Jika kita ingin mengingat bahan yang ingin kita ingat, haruslah terus-menerus kita ulangi dan untuk keperluan ini tentu saja kita harus membagi-bagi waktu belajar secara baik.
4. Reproduksi
Reproduksi adalah pengaktifan kembali hal-hal yang telah dicamkan. Dalam reproduksi ada dua bentuk, yaitu :
a. Mengingat kembali (recall)
b. Mengenal kembali (recognition)
Perbedaan antar mengingat kembali dan mengenal kembali antara lain :
a. Pada mengingat kembali tak ada objek yang dapat dipakai sebagai tumpuan atau pegangan dalam melakukan reproduksi .
b. Pada mengenal kembali ada sesuatu yang dapat dipakai sebagai tumpuan dalam melakukan reproduksi itu sebagai objek untuk mencocokkan.

5. Asosiasi
Asosiasi adalah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lainnya dalam jiwa.
Hukum-hukum dalam asosiasi, antara lain :
a. Hukum sama saat atau serentak, yaitu beberapa tanggapan yang dialami dalam waktu bersamaan cenderung untuk berasosiasi antara satu dengan lainnya.
b. Hukum berturutan, yaitu beberapa tanggapan yang dialami berturut-turut cenderung untuk berasosiasi antara satu dengan lainnya.
c. Hukum kesamaan atau kesesuaian, yaitu beberapa tanggapan yang bersesuaian cenderung untuk berasosiasi antara satu dengan lainnya.
d. Hukum berlawanan, yaitu tanggapan-tanggapan yang saling berlawanan akan berasosiasi satu sama lainnya.
e. Hukum sebab-akibat, yaitu tanggapan yang mempunyai hubungan sebab-akibat cenderung untuk berasosiasi satu sama lain.

F. BERFIKIR
1. Pengertian
1. Menurut ahli-ahli psikologi asosiasi, berfikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan di mana subjek yang berfikir pasif.
2. Menurut Plato, berfikir adalah berbicara dalam hati (aktivitas ideasional). Pada pendapat yang terakhir ini dikemukakan dua kenyataan, yaitu :
a. Bahwa berfikir itu adalah aktivitas , jadi subjek yang berfikir aktif
b. Bahwa aktivitas itu sifatnya ideasional, jadi bukan sensoris dan bukan motoris.
Bisa ditarik kesimpulan bahwa berfikir adalah proses dinamis yang dapat dilukiskan menurut prosesnya. Yaitu : Pembentukan pengertian, Pembentukan pendapat, Penarikan kesimpulan.
2. Proses Berfikir
a. Pembentukan Pengertian
1. Menganalisis cirri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis
2. Membandingkan-bandingkan cirri-ciri tersebut untuk diketemukan cirri-ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
3. Mengabsraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, cirri-cirinya yang tidak hakiki, mengkap cirri-ciri yang hakiki.
b. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebuh. Dimana pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat yang terdiei dari subjek (pengertian yang diterangkan) dan predikat (pengertian yang menerangkan).
Pendapat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Pendapat afirmatif atau positif, yaitu pendapat yang menyatakan yang secara tegas menyatakan keadaan sesuatu.
2. Pendapat negative, yaitu pendapat yang menidakkan yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal.
3. Pendapat modalitas atau kebarangkalian, yaitu pendapat yang menerangkan kebarangkalian , kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal.

c. Penarikan Kesimpulan atu Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusa, yaitu :
1. Keputusan Induktif, yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum.
2. Keputusan Deduktif, yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat umum menuju ke satu pendapat khusus.
3. Keputusan Analogi, yaitu keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkanatau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
3. Psikologi Pikir
a. Intisari Pendapat Mazhab Wurzburg, pokok-pokok pikiran yang dikemukakan dalam pidatonya yaitu :
1. Ada isi kesadaran yang tak berperaga.
2. Dalam proses berfikir aktivitas “AKU” memegang peranan penting.
3. Proses berfikir dikuasai oleh tendens determinasi yang ditimbulkan oleh Denkaufgabe (hal yang dipikirkan).
b. Intisari Pendapat Mazhab Koln
1. Hasil penelitian frohn mengenai berpikirnya anak bisu tuli memberikan kesimpulan bahwa anak bisu-tuli , anak terbelakang, dan anak kecil tak dapat melepaskan diri dari hal yang berperaga, tak dapat melakukan generalisasi.
2. Lapisan-lapisan kesadaran
a. Isi teori tersebut : ada tiga lapisan kesadaran, yaitu :
1. Tanggapan individu
2. Tanggapan Bagan
3. Tanggapan Abstrak
b. Peranan lapisan-lapisan kesadaran tersebut
Nilai teori tersebut bagi praktik pendidikan
d. Intisari Pendapat Mazhab Mannheim
Tujuannya yaitu menyusun teori berfikir yang benar-benar lepas dari asosiasi. Hal ini tidak berarti bahwa mazhab ini mengingkari adanya tanggapan dan asosiasi, asosiasi diakui adanya , tetapi tidak sebagai proses yang pokok dari pada berfikir.
Atas dasar hasil-hasil penelitian mazhab Mannheim itu Sels merumuskan pendapat tentang proses berfikir itu yang pokoknya demikian :
1. Berfikir itu berupah tujuan
2. Proses berfikir itu adalah proses melengkapkan kompleks
Sels memberikan tiga buah hokum mengenai perlengkapan kompleks itu yaitu :
a. Suatu bagan kompleks mempunyai tendens untuk memproduksi seluruh kompleks
b. Suatu bagan antisipasi suatu kompleks punya tendens untuk memproduksikan seluruh kompleks
c. Determinasi yang diarahkan kepada perlengkapan suatu kompleks yang telah diantisipasi secara vbagan menyebabkan adanya tendensi untuk melengkapi seluruh kompleks
3. Bagan Antisipasi
4. Berfikir adalah mempergunakan metode penyelesaian soal yang umumnya berlangsung tanpa mengetahuimetode penyelesaian itu.

G. PERASAAN
1. Pengertian
Perasaan adalah gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejla-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.
2. Macam-macam Perasaan
a. Perasaan –perasaan jasmaniah (rendah) :
1. Perasaan Indriah (perasaan yang berhungan dengan pancaindera)
2. Perasaan Vital (perasaan yang berhungan dengan jasmani)
b. Perasaan-perasaan Rohaniah :
1. Perasaan Intelektual (kesanggupan pikiran dalam memecahkan masalah)
2. Perasaan Kesusilaan (Perasaan tentang baik- buruk)
3. Perasaan Keindahan (Perasaan tentang indah dan tidak indah)
4. Perasaan Sosial (Perasaan untuk bermasyarakat)
5. Perasaan harga diri (Perasaan harga diri yang positif dan negatif)
6. Perasaan Keagamaan (Perasaan yang bersangkutan dengan kepercayaan)

H. MOTIF-MOTIF
1. Pengertian
Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan.
2. Macam-macam Motif
a. Menurut Woodworth dan Marquis, motif dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Kebutuhan-kebutuhan organic (Kebutuhan minum, makan, bernafas, seks, istirahat, berbuat)
2. Motif-motif darurat (menyelamatkan diri, membalas, memburu,ini timbul karena rangsangan dari luar.
3. Motif-motif objektif (melakukan eksplorasi, manipulasi, menaruh minat)
b. Penggolongan lain berdasarkan atas terbentuknya motif-motif, yaitu :
1. Motif-motif bawaan( motif yang dibawa sejak lahir)
2. Motif-motif yang dipelajari (motif-motif yang timbulnya karena dipelajari)
c. Berdasarkan atas jalarannya, dibagi menjadi dua macam motif, yaitu :
1. Motif Ekstrinsik, yaitu motif yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
2. Motif Intrinsik, yaitu motif yang berfungsi tidak usah dirangsang dari luar.
d. Ahli-ahli yang menggolongkan motif berdasarkan isi atau persangkut pautan, yaitu :
1. Motif Jasmaniah (refleks, instink, otomatisme, nafsu, hasrat,dll)
2. Motif Rohaniah (kemauan)
a. Momen timbulnya alasan-alasan
b. Momen pilih, yaitu keadaan dimana ada alternative-alternatif yang mengakibatkan persaingan antara alasan-alasan.
c. Momen putusan
d. Momen terbentuknya kemauan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar