Kamis, 14 Oktober 2010

ASAL - USUL TASAWWUF

BAB I

ASAL - USUL TASAWWUF

  1. HAKEKAT TASAWUF

Mistisisme dalam Islam diberi nama tasawwuf, oleh kaum orientalis barat disebut sufisme. Kata sufisme dipakai untuk mistisisme islam.

Tujuan tasawwuf atau sufisme yaitu memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan. Kesimpulannya ialah : kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan Tuhan dengan mengasingkan diri dan berkotemplasi ( الاتحاد / ittihad ). (1)

Adapun Tasawuf Menurut Beberapa Ulama yaitu :
Ada beberapa ulama yang telah mendefinisikan istilah tasawuf. Di antaranya ialah Abu Muhammad Jariri (w. 923), Kattani (w. 934), Dzun-Nun Mishri (w. 858), dan Junaid (w. 913) dan Al-Junaidi al- Bagdadi ( w.289 H )

  • Abu Muhammad al-Jariri berkata, “Tasawuf adalah memasuki akhlak yang baik dan keluar dari akhlak yang buruk”
  • Kattani berkata, “Tasawuf adalah akhlak. Barangsiapa bertambah baik akhlak, bertambah baik (pula) tasawufnya.”
  • Dzun-Nun Mishri berkata, “Sufi (penganut tasawuf .) adalah orang yang tidak berpayah-payah meminta dan tidak terkejut oleh penolakan.” (Maksudnya adalah tidak meminta sesuatu dan tidak kecewa apabila tidak mendapatkan apa yang diharapkan ).
  • Al-Junaidi al-Bagdadi, “Tasawuf adalah membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang dan melepaskan akhlak yang fitri, menekan sifat basyariah (kemanusiaan), menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat-sifat kerohanian, berpegang pada ilmu kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar keabadiannya, memberi nasihat kepada umat, benar-benar menepati janji terhadap Allah SWT, dan mengikuti syari’at Rasulullah SAW.(2)

Jadi, Tasawwuf merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seseorang dapat berada sedekat mungkin dengan Allah SWT.

(1)PROF.DR.Harun Nasution, Falsafat Mistisisme dalam islam, Jakarta : Bulan Bintang. Hal 56.

(2)Drs. K. Permadi, S.H.,Pengantar ilmu Tasawuf,1997,Jakarta : Rineka Cipta.Hal: 28.

  1. ASAL KATA SUFI

Tasawwuf ( التصوف ) berasal dari kata sufi ( صوفي ). Menurut sejarah, orang yang pertama memakai kata sufi adalah seorang zahid atau ascetic bernama Abu Hasyim Al-Kufi di Irak ( w.150 H ). Adapun perkembangan atas dasar pengaruh budaya dan misrik timur melahirkan ajaran sufisme-sufisme atau tasawuf yang mulai dirintis oleh orang-orang muslim semenjak pertengahan dari abad ke 2 H. (3) Mengenai asal atau etimologi kata sufi, teori-teori berikut selalu dikemukakan :

1.Ahla al-suffah (اهل الصفة ) yang artinya: Orang-orang yang ikut pindah dengan Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah, dank arena miskin dan tak mempunyai apa-apa. Sungguhpun miskin ahl-suffah berhati baik dan mulia, sifat tidak mementingkan keduniaan, miskin tetapi berhati baik dan mulia itulah sifat-sifat kaum sufi.

2.Saf (صف ) yang artinya pertama, sebagaimana halnya dengan orang sembahyang di saf pertama mendapat kemuliaan dan pahala, demikian pula kaum sufi yang dimuliakan Allah dan diberi pahala.

3. Sufi ( صوفي ) dari ( صفافي ) dan ( صفي ) yang artinya suci.

Seorang sufi Allah adalah orang yang disucikan, dan kaum sufi adalah orang-orang yang telah mensucikan dirinya melalui latihan berat dan lama.

4. Sophos kata Yunani yang artinya berarti hikmat.

Orang sufi benar ada hubungannya dengan hikmat, hanya huruf s dalam sophos jika ditransliterasikan ke dalam bahasa Arab menjadi س dan bukan ص , sehingga kelihatan dalam kata فلسفة dari kata philosophia. Dengan demikian seharusnya sufi ditulis dengan سوفي dan bukan صوفي .

5. Suf ( صوف ) , yang artinya kain yang dibuat dari bulu yaitu wol, hanya saja kain wol yang dipakai kaum sufi adalah kain wol kasar dan bukan wol halus yang dianggap simbol kesederhanaan dan kemiskinan bagi kaum sufi. Kaum sufi sendiri merupakan golongan yang hidup sederhana dan dalam keadaan miskin, tetapi berhati suci dan mulia, dan menjauhi pemakaian sutra sebagai gantinya mereka memakai wol kasar.

Diantara kelima teori diatas, teori nomor limalah yang banyak diterima sebagai asal kata sufi.

(3) PROF.DR.HM.Amin Syukur, dan Dr.Abdul Muhayya, MA., 2001, Tasawuf dan Krisis , Semarang : Pustaka Pelajar

Dari Ensiklopedi Islam dapat ditambahkan pengertian sebagai berikut :

  1. Sufi merujuk pada kata safwah yang berarti sesuatu yang terpilih atau terbaik. Dikatakan demikian, karena seorang sufi biasa memandang diri mereka sebagai orang pilihan atau orang terbaik.
  2. Tasawuf merujuk pada kata safa atau safw yang artinya bersih atau suci. Maksudnya, kehidupan seorang sufi lebih banyak diarahkan pada penyucian batin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebab Tuhan tidak bisa didekati kecuali oleh orang yang suci. (4)

3. ASAL - USUL ALIRAN SUFISME

Teori-teori mengenai asal timbul atau munculnya aliran ini dalam Islam banyak berbeda-beda, antara lain:

1. Pengaruh Kristen dengan paham menjauhi dunia dan hidup mengasuingkan diri dalam biara-biara. Dikatakan bahwa Zahid dan sufi Islam meninggalkan dunia, memilih hidup sederhana dan mengasingkan diri, adalah pengaruh cara hidup rahib-rahib Kristen.

2. Falsafat Mistik pythagoras yang berpendapat bahwa roh manusia bersifat kekal dan berada di dunia sebagai orang asing. Badan jasmani merupakan penjara bagi roh. Kesenangan roh adalah di alam samawi. untuk memeproleh hidup senang di alam samawi, manusia harus membersihkan roh dengan meninggalkan hidup materi, yaitu Zuhud. Ajaran Pythagoras untuk meninggalkan dunia dan pergi berkontlemplasi, inilah menurut pendapat sebagian orang yang mempengaruhi timbulya Zuhud san Sufisme dalam Islam.

3. Falsafat emanasi Plotinus yang mengatakan bahwa wujud ini memancar dari Zat Tuhan Yang Maha Esa. Roh berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Tetapi dengan masuknya kealam materi , roh jadi kotor, dan untuk dapat kembali keasalnya Roh harus terlebih dahulu dibersihkan. Penyucian Roh adalah dengan dunia dan mendekati Tuhan dengan sedekat mungkin. Dikatan pula bahwa falsafat ini mempunyai pengaruh terhadap munculnya kaum Zahid dan Sufi dalam Islam

(4) Drs. K. Permadi, S.H.,Pengantar ilmu Tasawuf,1997,Jakarta : Rineka Cipta.Hal: 27

4. Ajaran Budha dengan faham Nirwananya. Untuk mencapai Nirwana, orang harus bisa meninggalkan Dunia dan memasuki hidup Kontemplasi. Faham Fana yang terdapat dalam sufisme hampir serupa dengan faham Nirwana.

5. Ajaran-ajaran Hinduisme yang juga mendorong manusia untuk meninggalkan dunia dan mendekati Tuhanuntuk mencapai persatuan Atman dan Brahman.

Inilah beberapa faham dan ajaran yang menurut teorinya mempengaruhi timbul dan munculya sufisme dikalangan umat Islam.

Yang menarik, penerimaan umat Islam terhadap zuhud ternyata dengan signifikan dibarengi munculnya kesadaran rohani. Apalagi bila mengingat bahwa zuhud yang pada hakikatnya merupakan benih-benih tasawuf ternyata tergambar dalam pribadi Nabi. Dalam kehidupan Nabi, umat bisa berkaca dan mengambil contoh bagaimana siklus kehidupan Nabi sangatlah sufistik. (5)

Tetapi bagaimanapun, dengan ataupun tampa pengaru-pengaruh dari luar, sufisme bisa timbul dalam Islam. Di dalam Islam terdapat ayat-ayat yang mengatakan bahwa manusia dekat sekali dengan Tuhan. Diantaranya:

واذسالك عبادي عني فاني قريب اجيب دعوة الدا عي اذا دعا ن : ( البقرة 186 )

“ Jika hambamu bertanya tentang diriku, maka Aku dekat dan mengabulkan semua yang memanggil jika Aku dipanggil “. Al –Baqoroh ayat 186.

Tuhan disini menyatakan bahwa ia dekat pada manusia dan mengabulkan permintaan yang meminta. Oleh kaum sufi do’a disini diartikan berseru, yaitu Tuhan mengabulkan seruan orang yang ingin dekat dengan-Nya.

ولله المشرقوالمغرب فا ينما تولوا فثم و جه الله

“ Timur dan Barat adalah kepunyaan Tuhan, ke mana saja kamu berpaling di situ ada wajah Tuhan “ Al-Baqoroh ayat 115

(5) www.wikipedia.co.id

Kemana saja manusia berpaling, demikian ayat ini, manusia akan berjumpa dengan Tuhan. Demikianlah dekatnya manusia kepada Tuhan. Ayat berikut dengan lebih tegas mengatakan betapa dekatnya manusia kepada Tuhan.

ولقدخلقنا الا نسانونعلم ما تو سوس به نفسه و نحن اقرب اليه من حبل الو ريد

“ Telah Kami ciptakan manusia dan Kami tahu apa yang dibisikkan dirinya kepadanya. Kami lebih dekat kepada manusia dari pada pembulu darah yang ada di lehernya”. Qof ayat 16.

Ayat ini mengandung arti bahwa Tuhan ada di dalam, bukan di luar diri manusia . Faham sama diberikan ayat berikut :

فلم تقتلوهم ولكن الله قتلهم وما رميت اذرميت ولكن الله رمى

“ Bukanlah kamu – tapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukanlah engkau yang melontar ketika engkau melontar, tetapi Allahlah yang melontar” . ( Al- An fal 17 ).

Dapat diartikan dari ayat ini bahwa Tuhan dengan manusia sebenarnya satu. Perbuatan manusia adalah perbuatan Tuhan.

Bukan ayat-ayat Qur’an saja, tetapi juga hadis ada yang mengabarkan dekatnya hubungan manusia dengan Tuhan.

من عرف نفسه فقد عرف ربه

“ Orang yang mengetahui dirinya, itulah orang yang mengetahui Tuhan.”

Hadis ini juga mengandung arti bahwa manusia dengan Tuhan adalah satu. Untuk mengetahui Tuhan orang tak perlu pergi jauh-jauh. Cukup ia masuk ke dalam dirinya dan mencoba mengetahui dirinya. Dengan kenal pada dirinya ia akan kenal pada Tuhan. (6)

(6) PROF.DR.Harun Nasution, Falsafat Mistisisme dalam islam, Jakarta : Bulan Bintang. Hal: 61

كنت كنزا مخفيا فا حببت ان اعرف فخلقت الخلق فبي عر فونى

“ Aku pada mulanya adalah harta yang tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal, maka Kuciptakan makhluk dan melalui Aku merekapun kenal padaKu “ .

Hadis ini mengatakan bahwa Tuhan ingin dikenal dan untuk dikenal itu Tuhan menciptakan makhluk. Ini mengandung arti bahwa Tuhan dengan makhluk adalah satu, karena melalui makhluk Tuhan dikenal.

Dalam hadis qudsi ( hadis yang di,aksudnya berasal dari Allah SWT, lafal yang berasal dari Nabi SAW ) disebutkan bahwa Allah SWT berfirman yang artinya :

“ Barang siapa memusuhi seseorang wali-Ku, maka Aku mengumumkan permusuhan-Ku terhadapnya. Tidak ada sesuatu yang mendekatkan hamba-Ku kepada-Ku yang lebih Kusukai daripada pengamalan segala yang Kufardukan atasnya. Kemudian, hamba-Ku yang senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan melaksanakan amal-amal sunah, maka Aku senantiasa mencintainya. Bila Aku telah cinta kepadanya, jadilah Aku pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Aku penglihatannya yang dengannya ia melihat, Aku tangannya yang dengannya ia memukul, dan Aku kakinya yang dengannya ia berjalan. Bila ia memohon kepada-Ku Aku perkenankan permohonan-nya, jika ia meminta perlindungan, ia Kulindungi.” (7)

( HR. Bukhari )

Jadi terlepas dari kemungkinan adanya atau tidak adanya pengaruh dari luar, ayat-ayat serta hadis-hadis seperti tersebut diatas dapat membawa kepada timbulnya aliran sufi dalam Islam, yaitu kalau yang dimaksud dengan sufisme ialah ajaran-ajaran tentang berada sedekat mungkin pada Tuhan.




(7) Drs. K. Permadi, S.H., Pengantar ilmu Tasawuf, 1997, Jakarta : Rineka Cipta, Hal: 37

PENUTUP

Kini telah terbukti bahwa tasawuf merupakan fenomena spiritual dan kultural yang tunduk kepada berbagai factor dan pengaruh yang melingkupi fenomena-fenomena social. Tak diragukan lagi bahwa ajaran dan prinsip Islam mempunyai peran utama di mata kaum Muslimin pada umumnya, yang mereka pegang dan jadikan petunjuk jalan. Pada tingkah laku Rasulullah dan para sahabatnya,dan berlandaskan pada hikmah dan mau’izah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang dapat memberi panutan yang terbaik bagi mereka. (8)

Sehingga tasawuf dijadikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seseorang dapat berada sedekat mungkin dengan Allah SWT.




(8) Drs. Ibrahim Madkour, Aliran dan Teori Filsafat Islam,1995, Jakarta : Bumi Aksara, Hal : 208

DAFTAR PUSTAKA

PROF.DR.Harun Nasution, Falsafat Mistisisme dalam Islam, Jakarta : Bulan Bintang.

Drs. K. Permadi, S.H.,Pengantar Ilmu Tasawuf,1997,Jakarta : Rineka Cipta.

PROF.DR.HM.Amin Syukur, dan Dr.Abdul Muhayya, MA., 2001, Tasawuf dan Krisis , Semarang : Pustaka Pelajar

www.wikipedia.co.id

Drs. Ibrahim Madkour, Aliran dan Teori Filsafat Islam,1995, Jakarta : Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar