Kamis, 13 Mei 2010

hadits

BAB 10
“BEKERJA UNTUK DUNIA SEPERTI AKAN HIDUP SELAMANYA”

Hadits yang menjelaskan tentang penyeimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat ini sudahlah sangat popular dikalangan masyarakat ,Hadits ini menyebutkan bahwa kita hidup selamanya dan kita juga dianjurkan untuk beramal demi kepentingan akhirat seakan-akan kita mati besok,selengkakapnya hadis tersebut adalah :

اعمل لدنيا ك كانك تعيش ابدا واعمل لاخر تك كانك تموت غدا
“Bekerjalah kamu untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya,dan bekerjalah kamu untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok”.

Beberapa pendapat tentang hadits diatas yaitu :
1.Menurut Syeikh Muhammad Nashir Al-Din Al-Albani,merupakan hadits marfu’ karena tidak berasal dari Rasulullah.
2.Menurut Syeikh Abd Al-Karim Al-Amiri Al-Ghazzi,hadis ini bukanlah hadits nabawi
( berasal dari Nabi Muhammad SAW ) bisa disebut dengan hadits marfu’.
3.Menurut Ibnu.Qutaiba dalam kitab Gharib Al-Hadis,Hadits ini ditemukan dengan sanadnya tetapi bersumber dari sahabat Nabi yaitu Abdullah bin Amr.

Secara umum ungkapan ini tidak dapat disebut sebagai hadits karena tidak bersumber dari Rasulullah.Ungkapan Abdullah bin Amr tersebut hanyalah berkaitan dengan pemikiran beliau sendiri tentang masalah kedunia’an,maka ungkapan ini tidak dapat memperoleh status sebagai hadits marfu’.






Kualitas Hadits

Dalam sumber-sumber yang telah disebutkan diatas sanad /ungkapan Abdullah bin Amr itu ternyata munqati’ (terputus ) artinya ungkapan tersebut masih meragukan.
Dari segi matan atau subtansinya ungkapan tersebut juga perlu ditinjau kembali karena ungkapan tadi mengandung perintah agar manusia berlomba-lombah untuk mencari harta dunia.Hal ini sangatlah bertentangan dengan ajaran islam yang menganjurkan kepada kita untuk selalu ingat dengan kematian,dengan tujuan agar kita bisa beramal untuk bekal di akhirat kelak.
Adapun ayat yang berkaitan dengan mencari harta dunia sekurang-kurangnya ada 2 ayat ,namun apabila di cermati masalahnya tidak seperti itu,diantaranya yaitu :

فاذا قضيت الصلا ة فا نتشروا في الارض وابتغوا من فضل الله

Yang artinya “Dan apabila sholat ( jum’at ) telah selesai dikerjakan maka kamu menyebarkan di muka bumi dan carilah kemurahan Allah”.
Dalam ayat ini tidak disebutkan kata “carilah harta” atau “carilah dunia” melainkan “carilah kemurahan Allah”.Sesua tujuan hal yang tetap menjurus ke akhirat.
Hadits lain yang mendukung ungkapan tadi yaitu :

ان هدا الدين متين,فاوغل اليه برفق,ولا تبغض الي نفسك عبدة ربك,فان المنبت لا سفرا قطع ولا ظهرا ابقي,فا عمل عمل امرئ يظن ان لن يموت غدا,واحذر حذر امرئ يخشي ان يموت غدا.
“Sesungguhnya agama (Islam) ini adalah kuat.Karena,laluilah ia dengan pelan,dan janganlah ibadah kepada Tuhanmu itu menjadikan kamu kesal.Karena sesungguhnya orang yang sudah dewasa itu dapat memutus perjalanan dan tidak dapat menegakkan punggung.Maka beramallah seperti amal seseorang yang mengira tidak akan mati selamanya,dan waspadalah(hati-hatilah) seperti hati-hatinya seorang yang takut akan mati besok”.



Hadits Riwayah Imam Al-Baihaqi ini marfu’.

- Pendapat hadits ini menurut Imam AL-Minawi dan Syeikh Al-Albani yaitu :

 Hadits ini dho’if.
 Kelemahannya terletak pada identitas perawinya yang tidak jelas yaitu Maula dan Abu Sholih yang dinilai dho’if.
 Konteks hadits ini tidak menegaskan bahwa yang dimaksud small adalah amal dunia melainkan amal akhirat.


Oleh karena itu hadis ini disamping nilainya dho’if juga tidak layak dijadikan pendukung ungkapan yang tidak otentik dari Abdullah bin Amr tadi.


















BAB 11
“PERPECAHAN UMAT ISLAM MENJADI 73 GOLONGAN”


Apa yang dimaksud dengan perpecahan itu ?
Ada 2 versi periwayatan hadits tentang perpecahan umat islam,yang terangkum dalam kitab Sunanul al-Tirmidzi,seperti hadits dibawah ini :

تفرقت اليهود علي احدى وسبعين فرقة,اواثنتين وسبعين فرقة,والنصارى مثل ذلك
,وتفترق امتى على ثلاث وسبعين فرقة.

Dalam periwayatan yang pertama ,jelas tidak ada keterangan siapa yang akan selamat dari 73 golongan tersebut.Menurut Al-Tirmidzi hadits tersebut bernilai Hasan Shahih.Istilah ini hanya dipakai oleh Imam AL-Tirmidzi.
Karenanya,para ulama’mencoba memahami maksud ImamAL-Tirmidzi itu.Ada 2 kemungkinan menurut mereka,yaitu :

1.Hadits tersebut memiliki 2 sanad , sanad pertama nilainya hasan,dan sanad yang kedua nilainya shahih.
2.Hadits tersebut memiliki satu sanad saja ,sementara menurut sebagian ulama’sanad tersebut nilainya hasan ,dan ulama’ lainnya menilainya shahih.
Dalam periwayatan yang kedua ,Imam al-Tirmidzi menilainya hasan.Hadits perpecahan umat ini juga diriwayatkan oleh ahli hadits selain Imam Abd al-Qahir al-Baghdadi
( w.429 H).

Hadits ini dapat dijadikan hujjah (argumentasi yang kuat secara ilmiah ).Dan hadits ini juga termasuk hadits mutawatir,dan merupakan hadits yang popular di masyarakat..
Jadi hadits mengenai perpecahan umat ini,tidak dipermasalahkan lagi.



Semua Masuk Surga
Hadits pertama tadi disebutkan bahwa semua firqoh masuk neraka kecuali satu fiqroh ,maka bertolak dengan hadits kedua ini,yang menyebutkan semua firqoh masuk surga kecuali satu firqoh saja ,berikut haditsnya :

تفترق امتى على سبعين او احدى وسبعين فرقة,كلهم فى الجنة الا فرقة واحا
.قالوا: يا رسول الله من هم ؟ قال الزنادقة وهم القدريةز

Umatku akan terpecah menjadi 70,atau 71 firqoh,semuanya masuk surga kecuali satu firqoh ,para sahabat bertanya ,”Hai Rasulullah ,siapakah satu firqoh itu?”Nabi Muhammad SAW menjawab ,”Golongan zindiq,yaitu Golongan Qodariyah.
Hadits kedua ini disebutkan hadits palsu karena 4 rawinya yang tertuduh dusta yaitu al-Abrad bin Asyras,Yasir al-Zayyat,Utsman bin Affan dan Abu Islmail al-Aili Hafsh bin Umar.


Masalah Prinsip.

Al-Minawi dalam kitabnya Faidh al-Qadir menuturkan bahwa perpecahan umat islam adalah dalam masalah-masalah agama yang bersifat prinsip ( Ushul Diniyah ).
Masalah –masalah agama yang bersifat prinsip adalah masalah-masalah yang dinama dalil-dalilnya sudah kongkrit,tidak memerlukan Ijtihad.Sedangkan masalah-masalah dimana dalil-dalilnya,meskipun kongkrit namun tidak kongkrit pengertiannya ,maka kategori masalah-masalah agama yang tidak prinsip karena hal itu lahir adanya Ijtihad dalam agama Islam.

1 komentar:

  1. As salamualaikum, 'hadith' mengenai harta yg perlu di cari sperti kita hidup 1000 tahun itu ramai yang kurang tepat pemahamannya.

    Maksud sebenar daripada ungkapan pertama ialah supaya kita tidak berebut rebut mengumpul harta siang & malam kerana kita punya masa yang panjang (1000 tahun). Apa yang tidak penting kita boleh tangguhkan saja.

    BalasHapus