BAB III
AKAL DAN HATI
PADA ZAMAN YUNANI KUNO
Pertentangan atau kerjasama antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat.Yang dimaksud dengan akal adalah akal logis yang terdapat dikepala,sedangkan hati adalah rasa yang bertempat di dalam dada.
Akal akan menghasilkan pengetahuan logis yang disebut filsafat,sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik,seperti iman.Pada zaman Yunani kuno,secara akal menang,dan hal itu dihentikan oleh Socrates ,sehingga akal dan hati sama-sama menang.
1.THALES
Thales lahir di Miletus pada tahun 625-546 SM.Ia diberi gelar sebagai bapak filsafat ,karena Ia adalah orang yang mula-mula berfilsafat.Gelar itu diberikan kepada Thales ,karena ia mengajukan pertanyaan tentang “Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?’ (Mayer,1950 : 18 ) ,padahal pertanyaan ini amatlah mendasar,dari pertanyaan ini saja ia dapat mengangkat namanya menjadi filosof pertama.
2. ANAXIMANDER
Anaximander menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya ( Mayer,1950 : 19 ).Anaximenes mengatakan itu udara.Udara merupakan sumber segala kehidupan,demikian alasannya.Pembicaraan ketiga filosof ini saja telah memperlihatkan bahwa di dalam filsafat terdapat lebih dari satu kebenaran tentang satu persoalan .Sebabnya ialah bukti kebenaran teori dalam filsafat terletak pada logis atau tidaknya argumen yang digunakan,bukan terletak pada kongklusi.Disini sudah kelihatan bibit ralativisme yang kelak dikembangkan dalam filasafat sofisme.
3. HERACLITUS
Heraclitus yang hidup pada sekitar th 500an SM. Di yang mengagetkan manusia awam brang kali peryama kali di lontarkan tatkala ia berkata bahwa seungguhnyua yang sunggun
H2 ada ,yang hakikat ,ialah gerak dan perubahan dan paham relatifisme semakin mempunyai dasar setelah Heraclitus menyatakan engkau tidak dapat terjun ke sungai yang sama dua kali karena air sungai iu selalu mengalir.
Menurut heraclitus alam semesta ini dala keadaan berubah, suatu yang dingin berubah menjadi panas , yang panas berubah menjadi dingin . itu berarati bila kita memahami kehidupan kosmos , kita mesti menyadari bahwa kosmos itu dinamis kosmos tidak pernah berhenti ia selalu bergerak dan bergerak berarti berubah , gerak itu menghasilkan perlawanan 2 itulah semesta ini bukan bahan (stuff)-nya seperti yang dipertanyakasn “semua mengalir” berarti semua berubah bukanlah pernyataan yang mengandung sederhana . implikasi pernyataan ini amat hebat hebat. Pernyataan itu mengandung penertian bahwa kebenaran itu selalu berubah , tidak tetap .
4.PARMANIDES
Parmanides yang lahir pada kira2 tahun 450 SM . parmanides adalah salah seorang tokoh relatifisme yang penting , ia dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan apat disebut filosof pertama dalam pengertian modern .
Sistemny6a secara keseluruhan pada deduksi logis . parmanides dalam menggunakan metode intuisi. Ia sangat dihargai oleh filosof filosof lainnya. Karena plato amat menghargai metode parmanides itu , dan plato lebih banyak mengambil dari parmanides dibandingkan dengan filosof lain pendahulunya.
Dalam the way of truth parmanides bertanya : apa setandar kebenaran ,dan apa ukuran realitas ? Bagaimana itu dapat di pahami ? dan ia mendapat jawaban ukuranya adalah logika yang konsisten., dalam contoh berikut ada tiga cara berfikir tentang tuhan :
1, ada
2 , tidak ada
3 , ada dan tidak ada
Tapi yang benar ituada: - tidak mungkin meyakini yang tidak ada
- sebagian ada karena yang tidak ada pastilah tidak ada
- tidak mungkin tuhan itu ada dan sekaligus tuidak ada,
jadi benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika,disinilah masalah muncul bentuk extrim perntyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia
5.ZENO
Zeno lahir pada tahun 490 SM,ia dapat merelatifkan kebenaran yang telah mapan.Orang-orang sofis tidak disenangi para filosof karena sifat mereka di tentang oleh Socrates dan Plato.Pada kata “sofis”terkandung arti tipuan,hipkret dan sains,mereka orang-orang yang menjual kebijakan untuk mendapat materi.Mereka itu ingin populer dengan ide-idenya tanpa memperlihatkan sesuatu yang orisinil.
Dalam moral mereka dikatakan menganut moral yang relatif.Pendek kata orang-orang sofis tidak ada generalisasi.Dengan kata lain,tidak ada kebenaran umum atau semu kebenaran itu relatif.Salah satu sebab kaum filosof menentang mereka mati-matian adalah mereka sangat populer di Athena,mendengarkan ocehannya,dan menerimanya sebagai tidak mungkin salah dianggap sebagai wahyu oleh murid-muridnya.
Sebagian orang-orang filosof menentang orang-orang sofis karena mereka mau menerima uang dari ajaran mereka.Plato memandang uang yang didapat bisa merendahkan derajat filsafat.Kebanyakan dari kelas rendah dimasyarakat,filosof mendatakan bahwa filsafat untuk di senangi ,bukan untuk alat mencari uang.
6.PROTAGORAS
Sebagai salah satu tokoh sofis ia menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran
( Mayer,1950 : 84 ) ,dan kebenaran itu bersifat pribadi ( private ).Akibatnya ialah tidak akan ada ukuran yang absolute dalam etika,metafisika,maupun agama.Bahkan teori matematika juga di anggap tidak mempunyai kebenaran yang absolute.
7. GORGIAS
Pada tahun 427 SM Gogias datang dari Leontini ke Athena.Beliau mengemukakan tiga proposisi,yaitu
Tidak ada yang ada,yakni realitas itu sebenarnya tidak ada.Sedangkan Zeno pernah menyimpulkan bahwa hasil pemikiran itu selalu tiba pada paradoks.Dan sesungguhnya realitas itu tunggal dan banyak,terbatas dan tidak terbatas,dicipta dan tak dicipta.Karena kontradiksi tidak dapat diterima ( rumus ketiga parmanides = ada dan tidak ada ),maka menurut Gorgias,pemikiran lebih baik tidak menyatakan apa-apa tentang realitas.
Bila sesuatu itu ada,ia tidak akan dapat diketahui.Ini disebabkan oleh penginderaan itu tidak dapat dipercaya,penginderaan itu sumber ilusi.Akal menurut Gorgias,tidak juga mampu meyakinkan kita tentang bahan alam semesta ini,karena kita telah dikungkum oleh dilema subyektif.
Sekalipun realitas itu dapat kita ketahui,ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.Itu menunjukkan kurangnya bahasa untuk mengkomunikasikan pengetahuan kita.Semantik modern mengatakan bahwa kata-kata tidak mempunyai pengertian absolut,kata-kata hanya mempunyai pengertian yang relative.
Dalam penggambaran Plato pada Thrasymachus dalam republic sebagai prototype maciavelli.Ia mengatakan bahwa keadilan dapat ditegakkan apabila ada yang mendukungnya,yaitu kekuatan.Ia tidak menganut prinsip moral yang absolute,moral itu hasil konvensi.Tokoh-tokoh itu pemerintahan yang cerdas dalam mengetahui antara baik dan buruk,kemudian masyarakat mengikutinya.
Antiphon menganggap Tuhan itu harus diperoleh dengan menggunakan rasio,ia beranggapan kemajuan hanya dapat diraih dengan jalan memajukan pendidikan,bukan melalui agama.
8.SOCRATES
Ajaran bahwa semua kebenaran itu relative telah menggoyahkan teori-teori sains yang telah mapan,menggoncangkan keyakinan agam.Ini menyebabkan kebingungan dan kekacaun kehidupan.Socrates bangkit dan meyakinkan orang-orang Athena bahwa tidak semua kebenaran itu relative,ada kebenaran yang umum yang dapat di pegang oleh semua orang.Sayangnya Socrates tidak meninggalkan tulisan.Kita memperoleh ajarannya dari tulisan para muridnya,terutama plato.Kehidupan Socrates ( 470 – 399 SM ) berada di tengah –tengah keruntuhan imperium Athena.Disekitarnya dasar-dasar lama hancur,kekuasaan jahat mengganti keadilan disertai munculnya penguasa-penguasa politik yang menjadi orang-orang yang sombong dibandingkan yang sebelumnya.Para pemuda Athena pada masa itu dipimpin oleh doktrin relativisme dari kaum sofis,sedangkan Socrates penganut moral yang absolute yang meyakini bahwa menegakkan moral merupakan tugas filofof yang berdasarkan ide-ide rasional dan keahlian dalam pengetahuan.
Filsafat adalah kebenaran obyektif,untuk membuktikan adanya kebenaran obyektif,Socrates menggunakan metode yang bersifat praktis,yaitu melalui percakapan-percakapan dan menganalisis pendapat-pendapat tentang salah dan tidak salah,adil dan tidak adil,berani dan pengecut ,dll.Socrates menganggap jawaban pertama sebagai hipotesa,dan dengan jawaban-jawaban lebih lanjut yang menarik konsekuensi-konsekuensi yang dapat disimpulkan dari jawaban-jawaban tersebut.Jika hipotesa pertama tidak dapat dipertahankan karena menghasilkan konsekuensi yang mustahil,maka diganti dengan hipotesa lain,lalu hipotesa kedua ini diselidiki dengan jawaban-jawaban lain dst.Sering terjadi percakapan Socrates menghasilkan kebingungan (aporia ),akan tetapi tidak jarang dialog itu menghasilkan suatu definisi yang berguna.
Metode yang digunakan Socrstes disebut Dialektika,dari kata kerja Yunani ”dialegethai” ( bercakap-cakap/dialog ).
Didalam tratatnya tentang metafisika,Aristoteles memberikan catatan mengenai metode Socrates ini.Ada dua penemuan itu berkenaan dengan pengetahuan,yaitu induksi dan definisi.Pertama,menggunakan istilah induksi,yaitu pemikiran yang bertolak dari pengetahuan khusus,lalu menyimpulkan yang umum.Kedua,menggunakan istilah definisi,yaitu mengupayakan sifat umum dengan menyebutkan ciri yang disetujui,kemudian menyisihkan ciri khusus yang tidak disetujui.
Orang sofis beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah relatif kebenarannya,tidak ada pengetahuan yang bersifat umum.Dengan definisi itu Socrates dapat membuktikan kepada orang-orang sofis bahwa pengetahuan yang umum itu ada,yaitu definisi.Jadi,orang sofis tidak seluruhnya benar,yang benar sebagian pengetahuan bersifat umum dan sebagian bersifat khusus,yang khusus itulah pengetahuan yang kebenarannya relative.Dengan mengajukan definisi itu Socrates telah dapat menghentikan laju dominasi relativisme kaum sofis,dan orang Athena mulai kembali memegang kaidah sains dan aqidah agama mereka.
Plato memperkokoh tesis Socrates itu.Ia mengatakan kebenaran umum itu memang ada.Ia bukan dicari dengan induksi seperti pada Socrates,melainkan telah ada di alam idea.Kubu Socrates semakin kuat,dan orang-orang sofis semakin kehabisan pengikut.Orang sofis kalap,lalu menuduh Socrates merusak mental pemuda dan menolak Tuhan-tuhan.Sehingga Socrates diadili oleh muridnya,Plato,dibawah judul Apologia
( pembelaan ).Socrates dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mat
9. PLATO
Puncak zaman Yunani dicapai pada pemikiran filsafati Sokrates (470-399 sM), Plato (428-348 sM) dan Aristoteles (384-322 sM).
Menurut Plato, tanpa melalui pengalaman (pengamatan), apabila manusia sudah terlatih dalam hal intuisi, maka ia pasti sanggup menatap ke dunia idea dan karenanya lalu memiliki sejumlah gagasan tentang semua hal, termasuk tentang kebaikan, kebenaran, keadilan, dan sebagainya.Plato mengembangkan pendekatan yang sifatnya rasional-deduktif sebagaimana mudah dijumpai dalam matematika. Problem filsafati yang digarap oleh Plato adalah keterlemparan jiwa manusia kedalam penjara dunia inderawi, yaitu tubuh. Itu persoalan ada ("being") dan mengada (menjadi, "becoming").Plato salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 – 347 Sebelum Masehi .... Filsafat Agama; Filsafat pendidikan; Filsafat ilmu; Filsafat hukum ... Sebagai produk artinya melihat filsafat sebagai kumpulan pemikiran dan pendapat .... Setelah Plato meninggal Aristoteles menjadi guru pribadinya Alexander Agung ...
Plato adalah salah satu dari filsuf besar Yunani yang hidup sekitar abad ke-4 SM yang gagasannya banyak dikembangkan oleh era filsafat maupun para pemikir selanjutnya, termasuk gagasan-gagasan keagamaan dikemudian hari yang juga menjadi perhatian Plato dibawah pengaruh Ofirisme Phytagoras. Sedikit banyak, setelah masa filosofis, Plato mentransformaiskan pemikirannya ke wilayah relijius dengan gagasannya tentang Idea dan Cinta atau Eros sebagaipendorong gerak untuk mencari hakikat dari kehidupan. Dalam buku Mohammad Hatta, “Alam Pikiran Yunani’, ia digambarkan sebagai orang paling bijak yang pernah dilahirkan sejak era Phytagoras dan sebelum Aristoteles dilahirkan. Setidaknya demikianlah yang diyakini oleh mereka yang mengenal benar pikiran Plato. Salah satunya yang kontroversial dan mengundang pertanyaan banyak orang dan para arkeolog adalah hipotesis metaforisnya tentang Atlantis sebagai Benua Yang Tenggelam, yang konon digambarkan Plato sebagai suatu pulau atau anak benua “Nesos” atau “Continent” dimana peradaban manusia masa kini berasal. Demikian tingginya peradaban manusia Atlantis sampai-sampai kesombongan hinggap pada para penduduknya dan dalam sekejap mata menurut taksiran para ahli purbakala yang berminat membuktikan keberadaan Benua Atlantis, benua itu lenyap ditelan tsunami yang sekarang disebut Atlantik. Jadi peristiwa lenyapnya Atlantis mirip dengan Gempa bawah Laut dan Tsunami yang menimpa Serambi Mekah pada tanggal 26-12-2004 yang lalu.
10.ARISTOTELES
Pola pemikiran Aristoteles ini merupakan perubahan yang radikal. Menurut Plato, realitas tertinggi adalah yang kita pikirkan dengan akal kita, sedang menurut Aristoteles realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera-mata kita. Aristoteles tidak menyangkal bahwa bahwa manusia memiliki akal yang sifatnya bawaan, dan bukan sekedar akal yang masuk dalam kesadarannya oleh pendengaran dan penglihatannya. Namun justru akal itulah yang merupakan ciri khas yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Akal dan kesadaran manusia kosong sampai ia mengalami sesuatu. Karena itu, menurut Aristoteles, pada manusia tidak ada idea-bawaan.
Aristoteles menegaskan bahwa ada dua cara untuk mendapatkan kesimpulan demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran baru, yaitu metode rasional-deduktif dan metode empiris-induktif. Dalam metode rasional-deduktif dari premis dua pernyataan yang benar, dibuat konklusi yang berupa pernyataan ketiga yang mengandung unsur-unsur dalam kedua premis itu. Inilah silogisme, yang merupakan fondasi penting dalam logika, yaitu cabang filsafat yang secara khusus menguji, dan keabsahan cara berfikir. Logika dibentuk dari kata berarti sesuatu yang diutarakan. Daripadanya logika berarti pertimbangan pikiran atau akal yang dinyatakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Dalam metode empiris-induktif pengamatan-pengamatan indrawi yang sifatnya partikular dipakai sebagai basis untuk berabstraksi menyusun pernyataan yang berlaku universal.
Aristoteles mengandalkan pengamatan inderawi sebagai basis untuk mencapai pengetahuan yang sempurna. Itu berbeda dari Plato. Berbeda dari Plato pula, Aristoteles menolak dualisme tentang manusia dan memilih "hylemorfisme": apa saja yang dijumpai di dunia secara terpadu merupakan pengejawantahan material ("hyle") sana-sini dari bentuk ("morphe") yang sama. Bentuk memberi aktualitas atas materi (atau substansi) dalam individu yang bersangkutan. Materi (substansi) memberi kemungkinan ("dynamis", Latin: "potentia") untuk pengejawantahan (aktualitas) bentuk dalam setiap individu dengan cara berbeda-beda. Maka ada banyak individu yang berbeda-beda dalam jenis yang sama. Pertentangan Herakleitos dan Parmendides diatasi dengan menekankan kesatuan dasar antara kedua gejala yang "tetap" dan yang "berubah".
Dalam konteks ini dapat dimengerti bila Aristoteles ada pada pandangan bahwa wanita adalah "pria yang belum lengkap". Dalam reproduksi, wanita bersifat pasif dan reseptif, sedang pria aktif dan produktif. Semua sifat yang aktual ada pada anak potensial terkumpul lengkap dalam sperma pria. Wanita adalah "ladang", yang menerima dan menumbuhkan benih, sementara pria adalah "yang menanam". Dalam bahasa filsafat Aristoteles, pria menyediakan "bentuk", sedang wanita menyumbangkan "substansi".
Dalam makluk hidup (tumbuhan, binatang, manusia), bentuk diberi nama "jiwa" ("psyche", Latin: anima). Tetapi jiwa pada manusia memiliki sifat istimewa: berkat jiwanya, manusia dapat "mengamati" dunia secara inderawi, tetapi juga sanggup "mengerti" dunia dalam dirinya. Jiwa manusia dilengkapi dengan "nous" (Latin: "ratio" atau "intellectus") yang membuat manusia mampu mengucapkan dan menerima "logoz". Itu membuat manusia memiliki bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar