BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara filosofis tujuan pembelajaran sama dengan tujuan hidup. Pentingnya tujuan dalam proses pembelajaran sama hal pentingnya pembelajaran dalam proses kehidupan. Mungkin tidak ada tujuan pembelajaran bagi orang yang tidak memiliki tujuan hidup. Tanpa adanya tujuan yang jelas seperti dikatakan Davies (1976:73) semua perencanaan itu bagaikan mimpi yang tak mungkin dilakukan.
Tujuan pembelajaran menggambarkan tentang idealisme, cita-cita keadaan individu atau masyarakat yang dikehendaki. Karenanya tujuan merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran, sebab tidak saja memberikan arah kemana harus dituju, tetapi juga memberikan arah ketentuan yang pasti dalam memilih materi, metode, alat/media, evaluasi dalam kegiatan yang dilakukan.
Dengan sebuah rumusan tujuan pembelajaran, maka proses pendidikan akan dengan mudah dinilai/diukur tingkat kebehasilannya. Keberhasilan pembelajaran akan dengan mudah dan cepat dapat dilihat dari segi tercapainya tujuan. Dengan tujuan juga mempermudah menyusun/menetapkan materi, metode dan alat atau media yang digunakan dalam proses pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dibuat suatu rumusan masalah yaitu:
1. Pengertian tujuan pembelajaran PAI ?
2. Sebutkan macam-macam tujuan pembelajaran PAI ?
3. Bagaimana mempraktekkan perumusan tujuan pembelajaran PAI?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian tujuan pembelajaran PAI
2. Dapat mengetahui macam-macam tujuan pembelajaran PAI
3. Dapat mempraktekkan perumusan tujuan pembelajaran PAI
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam konteks pendidikan, tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan. Artinya, tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga, dan sebagai arah yang harus dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Komponen ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Kalau diibaratkan, tujuan pembelajaran adalah jantungnya, dan suatu proses pembelajaran terjadi manakala terdapat tujuan yang harus dicapai.
Setiap guru perlu memahami dan terampil dalam merumuskan tujuan pembelajaran, karena rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan merupakan indikator keberhasilan guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa dalam melaksanakan aktifitas belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, guru juga dapat merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk membantu siswa belajar.
Tujuan pembelajaran membantu dalam mendesain sistem pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, alat, media dan sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan belajar siswa. Selain itu, tujuan pembelajaran juga dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, guru dapat mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.
A. Pengertian Tujuan Pembelajaran PAI
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Henry Ellington menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Oemar Hamalik, menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya pembelajaran. Sementara itu, menurut Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajara yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencakup kemampuan yang akan dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu kompetensi dasar.
Dari pengertian tentang tujuan pembelajaran diatas bisa disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran PAI adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya pembelajaran yang menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang menciptakan peserta didik yang beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah.
B. Macam-macam Tujuan Pembelajaran PAI
Tujuan pembelajaran menurut Hernawan (2005) terbagi atas beberapa tingkatan yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran yang paling umum, yaitu tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional kita menurut UU No 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional yaitu: “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (pasal 4)”.
2. Tujuan institusional, berisi rumusan kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh pebelajar setelah mengikuti pendidikan pada suatu tingkat pendidikan tertentu. Misalnya tujuan pendidikan dasar (SD dan SMP) yaitu: “Pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. (Bab II, Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1990).
3. Tujuan Kurikuler adalah rumusan dari setiap mata pelajaran /bidang studi/mata kuliah. Misalnya tujuan kurikuler mata pelajaran PAI pada pendidikan dasar. Contoh: “Pebelajar memiliki pengetahuan tentang pendidikan agama islam serta peserta didik dapat menerapkan nya pada kehidupan sehari-hari.
4. Tujuan Intruksional, yang dibagi menjadi 2 yaitu :
(a) Tujuan Instruksional Umum (TIU), tujuan instruksional umum kata-katanya masih umum, belum dapat diukur. Dimana Hasil belajar yang diharapkan yang dinyatakan secara umum dan berpedoman pada perubahan tingkah laku dalam kelas.
Contohnya Siswa memahami konsep zakat dalam ajaran agama Islam.
(b) Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Rumusan tujuan ini ditujukan pada (siswa), dengan langsung dapat diketahui (diukur) pada setiap kegiatan pengajaran berlangsung, dengan kata dan sayrat-syarat tertentu. Seperti kata kerja operasional, mengandung satu tingkah laku, berorientasi pada siswa, dapat diukur. Contoh. Melalui demonstrasi dan latihan siswa dapat mempraktekkan shalat maghrib dengan benar dan tertib.
Menurut Bryl Shoemakar dalam harjanto (2008), Tujuan pembelajaran khusus adalah pernyataan yang menjelaskan rencana perubahan dari seseorang yang belajar tentang apa yang diinginkan jika ia menyelesaikan suatu pengalaman belajar. Dengan demikian dapat diartikan perumusan tujuan pembelajaran khusus adalah perumusan perubahan tingkah laku/kemampuan yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah mengikuti suatu program pengajaran tertentu.
Menurut Bloom dkk dalam Hernawan (2005) jenis belajar atau taksonomi tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotorik yang akan diuraikan sebagai berikut.
1. Domain Kognitif
yaitu yang berkenaan dengan kemampuan otak dan penalaran siswa,. Taksonomi ranah tujuan kognitif menurut Bloom memiliki 6 tingkatan yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
2. Domain Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai tampak pada berbagai tingkah laku. Taksonomi ranah tujuan afektif menurut Bloom memiliki 5 tingkatan yaitu: menerima, menanggapi, menghargai, mengatur diri dan menjadikan pola hidup.
3. Domain Psikomotorik
Berkenaan dengan keterampilan atau keaktifan pisik. Taksonomi ranah tujuan psikomotorik menurut Bloom memiliki 5 tingkatan yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, bertindak secara mekanis dan gerakan yang kompleks.
C. Cara Mempraktekkan Perumusan Tujuan Pembelajaran PAI
Dalam pendahuluan telah dikemukakan betapa pentingnya tujuan pendidikan dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum dan pengajaran. Tujuan merupakan dasar orientasi sekaligus sesuatu yang akan dicapai dalam semua program kegiatan pendidikan. Seperti dikatakan Hilda Taba dalam (Davies, 1976: 56) terdapat banyak hal yang terlibat dalam kegiatan kurikulum atau pengajaran, yaitu siswa, materi pengajaran, guru, kelas, dan varaisi-variasi aktivitas lain yang kompleks. Untuk mengikat kesemuanya itu agar dapat berjalan secara harmonis, tidak saling bertentangan diperlukan tujuan, penekanan yang konsisten, yang berfungsi mengikat dan menyatukan program-program kegiatan tersebut. Tanpa tujuan yang jelas mustahil kesemuanya itu dapat dilaksanakan dengan baik.
Kurikulum sekolah yang disusun bagaimanapun juga dimaksudkan agar dapat dilaksanakan dengan efektif dan efesien. Karenanya tujuan merupakan faktor yang paling menentukan, maka penyusunan tujuan-tujuan itu harus benar-benar dipertimbangkan dengan cermat. Hal itu mengingat bahwa tujuan yang disusun itu tidak dengan sendirinya pasti baik, jelas, dan teliti, sebagai contoh kita kadang menemukan kerepotan dalam menafsirkan suatu tujuan dalam kurikulum.
Menurut Kaber (1988:108) menetapkan tujuan merupakan proses analisis yang menuntut suatu keterampilan, keahlian tersendiri. Untuk itu perlu adanya suatu langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis suatu tujuan pendidikan/pengajaran.
Mengidentifikasi Klasifikasi Menetapkan
Pentingnya jenis tujuan Tujuan
Penshahihan Mencek berdasar Spesifikasi Analisis
Tujuan kan kriteria Tujuan Tujuan
Merumuskan tujuan seperti dijelaskan sebelumnya harus runtun yaitu tujuan umum dijabarkan pada tujuan khusus. Selanjut tujuan khusus diteliti jenis-jenisnya, dinilai kepentingannya dan dicek berdasarkan kriteria, syarat-syarat tujuan lebih formal dan terinci, sehinga setiap komponen yang ada tidak terlampaui.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perumusan tujuan yang merupakan kriteria tujuan yang baik seperti berikut ini:
1. Tujuan harus selalu kosisten dengan tujuan tingkat di atasnya (Pratt, 1980:185). Tujuan-tujuan yang bersifat penjabaran dari suatu tujuan yang lebih tinggi jenjangnya harus sesuai atau tidak bertentangan dengan hal-hal yang diisayaratkan oleh tujuan tersebut. Misalnya tujuan instruksional yang dijabarkan langsung dari tujuan kurikuler harus mencerminkan tujuan kurikuler itu.
2. Tujuan harus tepat seksama dan teliti. Tujuan hanya berguna jika ia dirumuskan secara teliti dan tepat sehingga memungkinkan orang mempunyai kesamaan pengertian terhadapnya. Perumusan tujuan yang cermat akan memungkinkan kita untuk melaksanakannya dengan penuh kepastian. Ketelitian berhubungan dengan skope tujuan, walau tidak untuk menentukan berapa banyak harus terkandung materi pelajaran dalam suatu tujuan. Identifikasi tujuan khusus pencapaiannya akan terlihat dalam penampilan (peformance) atau bentuk tingkah laku. Perumusan dalam hal ini sering ditentukan oleh situasi. Prinsip umum tentang ketelitian perumusan tujuan adalah: nyatakan tujuan dengan seteliti mungkin untuk dapat menggambarkan secara jelas keluaran belajar dan memberi petunjuk kepada pembuat desain, guru dan penilai hasil (Pratt, 1980:185)
3. Tujuan harus diidentifikasikan secara spesifik yang menggambarkan keluaran belajar yang dimaksudkan. Tujuan yang dirumuskan harus menunjuk pada pengertian keluaran dari pada kegiatan. Tujuan yang menunjukkan tingkat kemampuan atau pengetahuan siswa merupakan maksud utama kurikulum. Akan tetapi jika ia tidak pernah mengidentifikasi keluarannya, ia bukanlah tujuan kurikulum yang kualifait (Pratt, 1980:184).
4. Tujuan bersifat relevan (Davies, 1976:17) dan berfungsi (Pratt,1980:186). Masalah kerelevansian berhubungan dengan persoalan personal dan sosial, atau masalah praktis yang dihadapi individu dan masyarakat. Memang harus diakui bahwa terdapat perbedaan pengertian tentang kerelevansian itu karena adanya perbedaan masalah dan kepentingan antara tiap individu dan masyarakat. Jadi kerelevansian itu berkaitan dengan pengertian untuk siapa dan kapan. Di samping relevan, tujuan pun harus berfungsi personal maupun sosial. Suatu tujuan dikatakan berfungsi personal jika ia memberi manfaat bagi individu yang belajar untuk masa kini dan masa akan datang, dan berfungsi sosial jika ia memberi mafaat bagi masyarakat di samping pelajar.
5. Tujuan harus mempunyai kemungkinan untuk dicapai. Tujuan yang dirumuskan harus memungkinkan orang, pelaksana kurikulum untuk mencapainya sesuai kemampuan yang ada. Masalah kemampuan itu berkaitan dengan masalah tenaga, tingkat sekolah, waktu, dana, skope materi, fasilitas yang tersedia, dan sebagainya. Perumusan tujuan yang terlalu muluk (karena terasa lebih ideal) dan melupakan faktor kemampuan atau realitas hanya akan berakibat tujuan itu tak tercapai. Suatu program kegiatan dikatakan efektif jika hasil yang dicapai dapat sesuai atau paling tidak, tidak terlalu jauh berbeda dengan perencanaan.
6. Tujuan harus memenuhi kriteria kepantasan worthwhilness (Davies, 1976:18). Pengertian “pantas” mengarah pada kegiatan memilih tujuan yang dianggap lebih memiliki potensi, bersifat mendidik, dan lebih bernilai. Memang agak sulit menentukan tujuan yang lebih pantas karena dalam hal ini orang bisa mengalami perbedaan kesepakatan pengertian. Secara umum kita boleh mengatakan bahwa kriteria kepantasan harus didasarkan pada pertimbangan objektif, dengan argumentasi yang objektif. Dalam hal ini Profesor Peter dalam (Davies, 1976:18) menyarankan tiga kriteria (a) aktivitas harus berfungsi dari waktu ke waktu, (b) aktivitas harus bersifat selaras dan seimbang dari pada bersaing, mengarah ke keharomonisan secara keseluruhan, dan (c) aktivitas harus bernilai dan sungguh-sungguh khususnya yang menunjang dan memajukan keseluruhan kualitas hidup.
Contoh perumusan tujuan pembelajaran PAI
Satuan Pendidikan : SMA ISLAM JEPARA
Mata Pelajaran : Qur’an Hadist
Kelas / Semester : XI / 1 (satu)
Pertemuan Ke : 1-3
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit
A. Standar Kompetensi :
1. Mengidentifikasikan kemurnian dan kesempurnaan Al-Qur’an, Menerapkan prinsip-prinsip Al-Qur’an sebagai sumber nilai, mengenali nikmat Allah dan mensyukurinya, menerapkan dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an tentang pemanfaatan alam.
B. Kompetensi Dasar :
1.1. Memahami kemurnian dan kesempurnaan Al-Qur’an berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an.
C. Indikator :
1. Membaca Q.S. Yunus ayat : 37-38 dan Q.S. Al-Baqarah ayat : 23-24 dengan fasih.
2. Menyalin Q.S. Yunus ayat : 37-38 dan Q.S. Al-Baqarah ayat : 23-24 dengan tulisan yang baik dan benar.
3. Mengidentifikasi bacaan Q.S. Yunus ayat : 37-38 dan Q.S. Al-Baqarah ayat : 23-24 .
4. Menterjemahkan Q.S. Yunus ayat : 37-38 dan Q.S. Al-Baqarah ayat : 23-24 kedalam bahasa Indonesia yang benar.
5. Memahami isi kandungan Q.S. Yunus ayat : 37-38 dan Q.S. Al-Baqarah ayat : 23-24 .
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa mampu membaca Q.S. Yunus ayat : 37-38 dan Q.S. Al-Baqarah ayat : 23-24 dengan fasih.
2. Siawa mampu menyalin Q.S. Yunus ayat : 37-38 dan Q.S. Al-Baqarah ayat : 23-24 dengan tulisan yang baik dan benar.
3. Siswa mampu mengidentifikasi bacaan Q.S. Yunus ayat : 37-38 dan Q.S. Al-Baqarah ayat : 23-24 ( nun sukun / tanwin ).
4. Siswa mampu menterjemahkan Q.S. Yunus ayat : 37-38 dan Q.S. Al-Baqarah ayat : 23-24 kedalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Siswa mampu memahami isi kandungan Q.S. Yunus ayat : 37-38 dan Q.S. Al-Baqarah ayat : 23-24.
E. Materi Pembelajaran :
1. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an sebagai dasar / dalil kesempurnaan Al-Qur’an.
2. Q.S. Yunus ayat : 37-38 dan Q.S. Al-Baqarah ayat : 23-24 .
F. Metode Pembelajaran :
- Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi.
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal : Absensi. Apersepsi, dan Motivasi
2. Kegiatan Inti :
a. Eksplorasi :
1. Siswa mendiskusikan dan menggali informasi tentang materi kemurnian dan kesempurnaan Al-Qur’an berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an.
2. Siswa mengksplorasi bacaan-bacaan / sumber-sumber yang membicarakan mengenai kemurnian dan kesempurnaan Al-Qur’an.
b. Elaborasi :
1. Siswa menuangkan informasi tentng materi kemurnian Al-Qur’an dan kesempurnaan Al-Qur’an.
2. Siswa mencatat tentang bacaan-bacaan / sumber-sumber yang membicarakan mengenai kemurnian dan kesempurnaan Al-Qur’an.
c. Konfirmasi :
1. Guru menyajikan informasi kepada siswa tentang kemurnian dan kesempurnaan Al-Qur’an.
2. Guru membimbing dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
3. Guru membimbing kelompok untuk bekerja dan belajar.
4. Guru mengapresiasi materi.
5. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil.
3. Kegiatan Akhir :
1. Guru menyimpulkan refleksi / kesimpulan.
2. Guru memberikan tugas kepada siswa sebagai tindak lanjut.
H. Alat / Bahan / Sumber Belajar :
1. Qur’an Hadist untuk MA kelas XI, Drs. Ahmad Musthofa Hadna, SQ, MSI dan Dr. H. Moh. Rifa’i, CV. Wicaksana, Semarang. 2005.
2. Al-Qur’an dan Terjemahan , Depag RI.
I. Penilaian :
1. Performance siswa
2. Tugas memberikan arti perkata Q.S. Yunus ayat : 37-38 dan Q.S. Al-Baqarah ayat : 23-24 .
Jepara, 4 Oktober 2011
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Drs. Nur Ikhsan Amirudin, S.Pd. I
NIP. 63484956985 NIP. 6490146446
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tujuan pembelajaran PAI adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya pembelajaran yang menggambarkan proses dan hasil belajara yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang menciptakan peserta didik yang beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah.
2. Macam-macam tujuan pembelajaran PAI terdiri dari :
a. Tujuan Nasional
b. Tujuan Institusional
c. Tujuan Kurikuler
d. Tujuan Intruksional, yang terdiri dari : Tujuan Intruksional Umum dan Tujuan Intruksional Khusus.
3. Perumusan Tujuan Pembelajaran PAI, diantaranya yaitu :
Mengidentifikasi Klasifikasi Menetapkan
Pentingnya jenis tujuan Tujuan
Penshahihan Mencek berdasar Spesifikasi Analisis
Tujuan kan kriteria Tujuan Tujuan
DAFTAR PUSTAKA
1. Hamalik Dr. Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: PT. Bumi Aksara. 2009. cet. 9.
2. Hamalik Prof. Dr. Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Bumi Aksara. 2008. cet. 7.
3. Hamalik Prof. Dr. Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: PT. Bumi Aksra. 2008. cet. 7.
4. http://blog.unsri.ac.id/Agung/makalah/perumusan-tujuan-pembelajaran/mrdetail/11168
5. curriculumstudy.files.wordpress.com/2007/10/tujuan.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar