Minggu, 01 Desember 2013

Tugas Filsafat Ilmu



Nama                          : Agustina Panca Khoiroh
NIM                            : 229005
Faklts/Semstr             : Tarbiyah VIII A
Tugas Mata Kuliah   : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu      :

SOAL :
1.      Apa yang saudara mengerti tentang filsafat ilmu! Uraikan secara detail ?
2.      Buatlah keterangan tentang terapan epistimologi terhadap pendidikan agama Islam! Terangkan sejelas-jelasnya ?

JAWABAN :
1.      Filsafat ilmu :
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia dan philoshophos. Menurut bentuk kata, philosophia diambil dari kata philos dan shopia atau philos dan sophos. Philos berarti cinta dan shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah.
Ilmu berasal dari bahasa Arab, ‘alama. Arti dasar dari kata ini adalah pengetahuan. Penggunaan kata ilmu dalam proposisi bahasa Indonesia sering disejajarkan dengan kata science dalam bahasa Inggris. Kata science itu sendiri memang bukan bahasa Asli Inggris, tetapi merupakan serapan dari bahasa Latin, Scio, scire yang arti dasarnya pengetahuan. Ada juga yang menyebutkan bahwa science berasal dari kata scientia yang berarti pengetahuan. Scientia bersumber dari bahasa Latin Scire yang artinya mengetahui.
Menurut The Liang Gie, filsafat ilmu adalah segenap pemikiran terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Jadi yang dimaksud dengan filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah theory of science (teori ilmu), metascience (adi-ilmu), dan science of science (ilmu tentang ilmu).
 Dimana menurut Prof.Dr.Conny R. Semiawan dkk untuk menetapkan dasar pemahaman tentang filsafat ilmu yaitu :
a.       Pandangan yang menyebutkan bahwa filsafat ilmu adalah world views yang berkonsisten dengan beberapa pengertian yang didasarkan atas teori-teori ilmiah yang penting. Dimana dalam pandangan ini, filsafat ilmu ditugaskan untuk mengelaborasikan implikasi yang lebih luas dari ilmu.
b.      Pandangan yang mengemukakan bahwa filsafat ilmu adalah suatu eksposisi dari presupposition dan presdiposition dari para ilmuan. Dimana dalam pandangan ini filsafat ilmu cenderung mengasimilasikan dengan sosiologi.
c.       Pandangan yang mengemukakan bahwa filsafat ilmu adalah suatu disiplin yang di dalamnya konsep dan teori tentang ilmu dianalisis dan diklasifikasikan. Dimana dalam pandangan ini filsafat ilmu memberikan kejelasan tentang makna dari berbagai konsep seperti partikel, gelombang, potensial, dan komplek di dalam pemanfaatan ilmiah.
d.      Pandangan yang menyebutkan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua, dalam pandangan ini filsafat ilmu menuntut suatu jawaban terhadap pertanyaan dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut terdapat perbedaan yang dapat dirumuskan antara doing science dan thingking tentang bagaimana ilmu harus dilakukan.
2.      Terapan epistimologi terhadap pendidikan agama Islam :
Istilah epistemologi pertama kali dipakai oleh L.F Ferier pada abad ke-19 di Institut of Metaphisics (1854). Dalam Encyclopedia of Philosophy, epistemologi didifenisikan sebagai cabang filsafat yang bersangkutan dengan sifat dasar dari ruang lingkup pengetahuan dan dasar-dasarnya serta realitas umum dari tuntutan pengetahuan sebenarnya. Epistemologi ini adalah nama lain dari logika materiil atau logika mayor yang membahas dari isi pikiran manusia, yakni pengetahuan (Dardini, 1986:18).
Epistimologi sendiri berasal dari bahasa Yunani, episteme dan logos. Episteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran, dan logos diartikan pikiran, kata, atau teori. Epistimologi secara etimologi dapat diartikan teori pengetahuan yang benar dan lazimnya hanya disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa Inggrisnya menajadi theory of knowledge.
Mengenai terapan epistimologi terhadap pendidikan agama Islam terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang anatomi dari pendidikan agama Islam itu sendiri. Dimana anatomi dari pendidikan agama Islam berisi tentang asas-asas pendidikan agama Islam atau tujuan dari pendidikan agama islam.
Epistemologi diperlukan dalam pendidikan antara lain dalam hubungannya dengan penyusunan dasar kurikulum. Pengetahuan apa yang harus diberikan pada anak didik, diajarkan di sekolah dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan dan cara menyempaikannya seperti apa? Semua itu adalah epistemologinya pendidikan. Lahirnya KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) adalah salah satu usaha baik dari pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Di mana pendidikan yang sebelumnya lebih mengarahkan siswa pada aspek kognitif saja.
Akan tetapi apa aplikasinya? Munculnya KBK justru membuat kebingungan tersendiri di kalangan para pengajar. Pada peserta didik sebagai subyek pendidikan, mereka menjadi “korban” dari KBK ini. Kejenuhan, kebosanan, merasa tidak ada waktu untuk bermain merupakan reson dari akibat peserta didik yang merasakan kurikulum ini. Pada kenyataannya siswa juga tidak jauh berbeda dengan penerapan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Aspek kognitif yang ditekankan. Secara konseptual, KBK memang diakui bagus. Akan tetapi dalam tataran aplikasi? Masih sangat jauh sekali.
Melihat kondisi ini, dilihat dari sudut epistemologi adalah seharusnya pengetahuan apa yang harus diberikan kepada anak didik?. Hal ini tentu terkait dengan pengetahuan kita akan kebutuhan yang diperlukan anak didik. Harus mengetahui dan memahami berbagai kemampuan atau kelebihan atau kecerdasan yang dimiliki anak. tidak bisa semua siswa diberlakukan sama. Sebagai contoh perlakuan antara siswa yang memiliki kemampuan intelektualitas tinggi dengan yang standart.
Bagi mereka siswa yang memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata justru akan memilih keluar atau tidur daripada mendengarkan guru mengajar karena merasa bosan, ketika guru memberikan materi yang sebenarnya levelnya disampaikan kepada mereka yang memiliki intelektualitas rata-rata. Mereka harus difasilitasi dengan sesuatu yang lebih. Adanya kelas akselerasi yang notebenennya usaha untuk memfasilitasi anak-anak yag seperti ini teryata menuai pro kontra tersendiri pada beberapa kalangan. Adanya aspek kesenjangan sosial dan adanya pembedaan-pembedaan menyebabkan kontranya sistem ini.
Bagaimana cara memperoleh pengetahuan? Pada dunia pendidikan cara memperoleh pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan justru pada sekolah-sekolah swasta yang pada dasarnya tidak ingin tergantung pada kapitalisme semata. Mereka mendidik anak-anak dengan mengembangkan potensi yang ada dengan harapan anak-anak bisa berkembangan secara maksimal. Cara tradisional, guru dianggap sebagai pusat segala-galanya. Guru yang paling pandai dan gudang ilmu. Siswa adalah penerima. Cara model sekarang, banyak diantaranya mengembangkan metode active learning untuk memacu kreativitas dan daya inisiatif siswa. Guru hanya sebagai fasiltator saja. Guru mengarahkan siswa. Siswa dapat memperolehnya melalui diskusi, problem based learning (PBL), pergi ke perpustakaan, belajar dengan e-learning (internet), membaca dan sebagainya. Cara-cara seperti ini akan memacu potensi siswa daripada siswa diperlakukan hanya sebagai objek yag pasif saja.
Bagaimana cara menyampaikannya?. Pertanyaan ini terkait dengan kompetensi guru serta metode atau gaya pengajaran yang mereka terapkan. Sebenarnya jaman sekarang ini model ceramah yang bersifat pasif sudahbukan jamannya lagi. Akan tetapi dibeberapa sekolah atau bahkan Pergurun Tinggi sendiri masih memberlakukan sistem pengajaran seperti ini. Salah seorang mahasiswi Unair di sebuah fakultas mengeluh karena ternyata masih ada dosennya yang mengajar dengan cara konvensional seperti ini. Cara penyampaian cukup mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Salah satu contoh SD Kreatif. SD ini memberikan pengajaran yang unik. Kadang guru memberikan pendidikan dengan outbound, dengan bentuk dongeng atau cerita, atau dengan memberikan pesan moral dan mengajak untuk berpikir rasional (rasional thinking).